MUHAMMADIYAH.OR.ID, MADINAH — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar memuji ketangguhan petugas haji Indonesia. Ia menyaksikan langsung semangat tinggi para petugas dalam melayani jamaah di tengah berbagai tantangan di lapangan.
Syamsul Anwar bertemu beberapa petugas haji yang dikenalnya dan menanyakan cara mereka ke lokasi. Mereka menjelaskan berjalan kaki dari hotel untuk mengantar jamaah dan kembali, tanpa henti di Armuzna karena perintah petugas Arab Saudi. Syamsul memuji ketangguhan mereka, menyebutnya memiliki “kaki unta”.
“Saya bertemu beberapa orang yang saya kenal, saya tanya, ke sini pakai apa? Jawabnya, ‘dari hotel jalan Pak terus antar jamaah, jalan pulang lagi ke sini’. Dan selama di Armuzna tidak bisa berhenti karena diminta terus berjalan oleh petugas (polisi dan tentara) Arab Saudi. Jadi mereka putar terus. Jadi saya bilang ‘kaki Anda memang kaki unta’, artinya sangat tangguh,” ungkap Syamsul Anwar di Madinah, Kamis (12/06).
Syamsul Anwar menyampaikan bahwa dirinya sempat mengikuti perjalanan ibadah haji dan merasakan tantangan fisik yang cukup berat. Ia mengamati bahwa para petugas haji, yang umumnya berusia lebih muda, menunjukkan stamina yang lebih kuat dibandingkan dirinya.
“Saya sendiri coba mengikuti perjalanan ibadah haji itu lututnya juga goyang. Tapi petugas-petugas kita mungkin dibandingkan dengan saya, usia lebih muda jadi tenaga masih kuat. Alhamdulillah, mudah-mudahan semua perjuangan itu dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT,” doanya.
Syamsul menilai penyelenggaraan ibadah haji jamaah Indonesia berjalan sukses meski penuh tantangan.
“Tentu kita wajib memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Kita telah selesai menyelenggarakan ibadah haji bagi masyarakat Indonesia yang tahun ini ikut berhaji, di Tanah Suci,” ajaknya.
Ia juga mengapresiasi Pemerintah Arab Saudi atas kemudahan dan negosiasi yang mendukung kelancaran haji.
“Menurut saya, alhamdulillah jamaah kita dapat melaksanakan ibadah haji walaupun dengan sangat melelahkan dan banyak tantangan. Tentu sebuah kesuksesan ya, ada tantangannya,” ungkapnya.
Sebagai anggota Amirulhaj, Syamsul berbagi pengalaman mengantar jamaah dari Lombok di Bandara Madinah. Ia bertanya kepada seorang jamaah tentang pengalaman mereka. Jamaah tersebut menyampaikan rasa syukur karena telah melaksanakan ibadah haji dengan baik dan merasa tenang.
Syamsul menegaskan bahwa keberhasilan ini patut disyukuri kepada Allah SWT. Ia juga menambahkan bahwa kekurangan yang masih ada akan dijadikan pelajaran untuk perbaikan pada penyelenggaraan haji di masa mendatang.
“Kalau ada beberapa hal yang masih menjadi kekurangan tentu itu pelajaran yang kita catat untuk diperbaiki pada tahun-tahun yang akan datang,” tegasnya.
Syamsul menekankan pentingnya pembinaan jamaah haji agar memahami nilai-nilai haji, bukan hanya ritual seperti Arafah, Muzdalifah, Mina, tawaf, dan sa’i.
“Tapi yang lebih penting dipahamkan kepada jamaah kita dan kita semua adalah nilai-nilai haji itu sendiri untuk sesudah haji, pasca haji. Di antara nilai haji yang penting adalah di situ ada semangat kurban,” pandang guru besar hukum Islam UIN Sunan Kalijaga ini.
Ia menilai semangat berkurban perlu dikembangkan untuk menghadapi tantangan ekonomi ke depan, sebagai nilai penting yang dapat dipetik dari ibadah haji demi kemaslahatan bersama.