MUHAMMADIYAH.OR.ID, YAMAN – Sebagian besar masyarakat Yaman, merayakan tradisi pemotongan hewan kurban dilakukan secara individu, mulai dari pemotongan hingga pembagian daging kurban. Hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia yang biasa dilakukan secara kolektif.
Disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Yaman, Lukmanul Hakim pada Sabtu (7/6) menjelaskan dua teknis yang sering terjadi; pertama menyembelih di rumah shohibul kurban masing-masing, dan ke dua menyerahkan ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang selanjutnya akan dibagikan oleh shohibul kurban itu sendiri.
Fenomena ini telah berjalan cukup lama dan dilakukan secara turun temurun, juga dipengaruhi dengan faktor demografi di Yaman.
Lukmanul mengatakan kondisi ini menjadi sebuah momentum bagi kader PCIM Yaman untuk memperkenalkan budaya kurban di Indonesia. Menjadi bagian dari misi PCIM Yaman mengangkat semangat kolektivitas sebagai ajang pemersatu dan saling bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan yang telah dilakukan hampir enam tahun lamanya.
Lukmanul menambahkan hal ini juga sebagai ajang dakwah untuk mengedukasi para pelajar agar memahami tata cara pemotongan yang sesuai dengan syariah.
Upaya Kolaborasi untuk Mengikat Tali Persaudaraan
Tahun ini, PCIM Yaman berkolaborasi dengan salah satu lembaga pendidikan, melibatkan para pelajar dalam pemotongan hewan kurban di Markaz Tarbiyyatul Ajyal pada Jumat (6/6), setelah dibekali pelatihan sebelumnya berupa fikih kurban dan praktik pemotongan yang melibatkan Juru Sembelih Halal (JULEHA).
PCIM Yaman tahun ini memotong 17 ekor kambing, termasuk beberapa bantuan dari shohibul kurban, dari lembaga-lembaga penyalur kemanusiaan di Indonesia dan PCIM Amerika. Setelahnya, daging kurban akan dibagikan di beberapa titik lokasi pengungsian.
Lebih lanjut, Lukmanul mengatakan bahwa program ini akan terus dinamis, mengunjungi setiap lembaga yang berbeda menjadi inovasi PCIM Yaman, dengan harapan dapat terjalinnya tali persaudaraan antar sesama muslim di Yaman. (hizkil)