MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Gunawan Budiyanto menyampaikan ceramah di Masjid KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Kamis siang (19/06). Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan sejatinya membuktikan kebenaran kandungan Al-Qur’an.
Mengawali ceramah, Gunawan merujuk pada sejarah penciptaan manusia yang disebutkan dalam Al-Qur’an, khususnya pada surah Al-Hijr ayat 26 dan 28. Ayat-ayat ini menyebut manusia diciptakan dari “tanah lempung yang kering” dan “lumpur hitam yang diberi bentuk.”
Ia menjelaskan bahwa istilah ini bukan sekadar metafora, melainkan mengandung sandi ilmiah yang mengundang manusia untuk mengkaji lebih dalam. “Tanah lempung yang kering menjadi lumpur karena adanya air, dan warna hitam berasal dari humus, bahan organik yang menciptakan kehidupan,” ujarnya.
Dengan perspektif geologi, Gunawan memaparkan bahwa tanah terdiri dari partikel batuan yang telah mengalami pelapukan selama jutaan tahun. Tanah dibagi menjadi pasir, debu, dan lempung, dengan lempung memiliki partikel terkecil yang bersifat liat, mampu mengikat air, dan mendukung kehidupan.
“Unsur kimia dalam tubuh manusia, seperti karbon, hidrogen, nitrogen, hingga kalsium dan fosfor yang membentuk tulang, semuanya ditemukan dalam tanah. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an telah memberikan tanda-tanda kebesaran Allah,” paparnya.
Gunawan juga menyinggung perintah “iqra” dalam surah Al-Alaq ayat 1, yang tidak hanya berarti membaca secara harfiah, tetapi juga mengkaji dan menyelidiki alam semesta. Ia mencontohkan bagaimana Al-Qur’an telah menyebutkan pelestarian jasad Firaun sebagai tanda bagi generasi berikutnya, sebuah fakta yang kini dikaji ilmuwan dan bahkan menginspirasi beberapa di antaranya memeluk Islam.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tanah subur, yang kaya humus, mengandung nutrisi esensial bagi kehidupan. Proses pembentukan tulang manusia, yang melibatkan kalsium dan fosfor, diibaratkan seperti konstruksi bangunan yang kokoh dengan campuran semen dan pasir.
“Inilah keajaiban Al-Qur’an, memberikan sandi agar manusia semakin cerdas melalui ilmu pengetahuan,” tegasnya.
Mengakhiri ceramah, Gunawan mengajak jemaah untuk terus mempelajari Al-Qur’an dan membongkar kandungannya sebagai amalan yang membawa kebaikan.
“Jika seluruh lautan menjadi tinta untuk menuliskan rahmat Allah, itu pun tak akan cukup,” katanya, mengutip ungkapan yang menggambarkan luasnya keajaiban ilahi.