MUHAMMADIYAH.OR.ID, PEKANBARU – Dalam sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Daud, disebutkan bahwa dalam tubuh umat Islam ini akan ada pembaruan atau reform setiap 100 tahun.
Membaca dengan jeli hadis tersebut, Mufti Perlis, Malaysia, Mohd Asri Zainul Abidin atau Dato’ MAZA percaya bahwa Muhammadiyah adalah yang dimaksud dalam hadis tersebut.
“Ia juga mungkin mewakili kumpulan, kelompok organisasi jemaah dan seumpamanya saya percaya Muhammadiyah ialah salah satu daripada yang dimaksudkan itu, yaitu gerakan reform,” kata Dato ‘MAZA pada Jum’at (27/6).
Dia berpandangan, bahwa gerakan reform atau pembaruan yang dimaksud dalam hadis itu tidak harus individu, tapi juga bisa kelompok. Sebab kata ‘man’ dalam hadis tersebut menurutnya tidak menunjuk pada individu saja.
Dalam acara Bincang Tauhid yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) itu, Dato’ MAZA menyebut kelahiran Muhammadiyah memberikan dampak yang besar bagi Indonesia dan termasuk kawasan sekitarnya.
Menyinggung sejarah Kiai Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang dikemas dalam film Sang Pencerah, menurutnya garis sejarah yang dialami oleh Kiai Dahlan begitu terasa bagi dirinya dan muslim yang berada di Perlis.
“Karena di Perlis dan Muhammadiyah itu jika pergi orang Muhammadiyah ke Perlis dia rasa seperti berada di kampung sendiri, dari segi amalannya, dari segi segala penghayatannya, kefahaman agamanya tidak jauh daripada apa yang diamalkan di dalam Muhammadiyah,” ungkapnya.
Dia berharap, nanti akan ada film Kiai Ahmad Dahlan yang baru – yang lebih segar. Di dalamnya memuat adegan-adegan yang menunjukkan tajdid-tajdid yang dilakukan oleh Kiai Dahlan yang relevan dengan zaman.
Dato’ MAZA berharap semangat tajdid yang dimiliki oleh Muhammadiyah supaya senantiasa dirawat dan tidak pernah berhenti. Selain itu dia juga berharap supaya Muhammadiyah memperluas wawasan Islam Berkemajuan tak hanya di Indonesia, tapi juga ke negara-negara serumpun.
