MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Pengajian sebagai roh gerakan Muhammadiyah, maka semangat mengaji di kalangan warga Persyarikatan Muhammadiyah harus terus dijaga dan ditumbuhkan.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrohman pada Ahad (22/6) dalam Pengajian Ahad Kliwon yang diselenggarakan di Institut Tabligh Muhammadiyah (ITM), di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
Semangat mengaji yang dimiliki warga Persyarikatan Muhammadiyah harus hidup, dijaga, dan di kembangkan, salah satunya pengajian ahad pagi yang saat ini semarak diselenggarakan di banyak tempat.
“Kalau merujuk sejarah, Muhammadiyah itu hadir dari kelompok pengajian. Jika dibuka sejarahnya, pengajian disebut gerombolan pengajian. Sebab dulu orang berkumpul itu disebut bergerombol,” tutur dr. Agus.
Akan tetapi di masa sekarang istilah gerombolan mengalami peyorasi, sehingga kerap dimaknai secara negatif. Padahal dulu Kiai Ahmad Dahlan menggunakan istilah gerombolan untuk menyebut jemaah atau kelompok pengajiannya.
“Maka roh ngaji ini harus terus tumbuh di Persyarikatan Muhammadiyah,” pesan Agus.
Oleh karena itu, dirinya mengapresiasi berbagai inovasi yang dilakukan untuk menyemarakkan pengajian dan menggembirakan jemaah. Seperti pengajian ahad pagi kemudian dilanjutkan dengan sarapan soto bersama-sama.
Dakwah yang menggembirakan ini merupakan pesan yang diberikan oleh Rasulullah Muhammad SAW, bahwa dakwah itu harus menggembirakan, jangan dibuat takut, serta dakwah juga harus memudahkan.
Dokter Spesialis Saraf ini berharap, melalui ruang-ruang pengajian ini juga menjadi ajang untuk membangun keluarga sakinah. Suami dan istri bersama-sama berangkat mengaji untuk berjuang meraih rida Allah SWT, sehingga berbalas surga.
Selain itu, jemaah pengajian Muhammadiyah juga diharapkan memberikan vibrasi kebaikan ke lingkungan masyarakat. Sehingga kebaikan-kebaikan itu menyebar dan membangun kedamaian di lingkungan masyarakat tempat tinggal.