Senin, 28 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Berita

Memotret Fenomena Haji di Indonesia Melalui Lensa Antropologi

by ilham
2 bulan ago
in Berita
Reading Time: 3 mins read
A A
Bisakah Menunaikan Ibadah Haji dengan Biaya Orang Lain?

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Haji tidak hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai fenomena sosial, budaya, dan bahkan festival yang kaya akan makna lokal. Pernyataan ini disampaikan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Moh. Soehadha pada Selasa (10/06) podcast di channel Wonderhome Library.

Perbincangan ini terinspirasi dari buku terbaru Moh. Soehadha berjudul Antropologi Haji: Haji dalam Tradisi Lokal di Indonesia, yang menawarkan sudut pandang unik tentang pengalaman haji dari kacamata antropologi.

Mengawali diskusi, Syifa Widigdo mempertanyakan apa itu antropologi, sebuah disiplin ilmu yang kerap dianggap “kurang empiris” atau bahkan “ilmu ngarang” oleh sebagian kalangan.

Soehadha dengan lugas menjelaskan bahwa antropologi adalah ilmu yang berusaha memahami masyarakat dari dalam, melalui pendekatan emik. “Kita harus berpikir apa yang mereka pikirkan, merasakan apa yang mereka rasakan. Ini tidak bisa dilakukan dengan statistik,” ungkapnya.

MateriTerkait

Memperkuat Jaringan Sosial Kunci Membangun Peradaban Islam yang Berkeadaban

Temui PP Muhammadiyah, BSI Bahas Kerjasama Pemberdayaan Ekonomi Umat

IMM Dorong Aksi Nyata Hijaukan Indonesia Lewat Green Youth Leader Camp 2.0

Menurutnya, tulisan-tulisan antropologi sering terasa seperti novel karena mampu menghadirkan pengalaman dekat (experience) yang hidup, berbeda dengan pendekatan positivistik yang cenderung menghasilkan “pengalaman jauh.”

Soehadha, yang telah menekuni antropologi sejak jenjang S1 hingga S3, menceritakan bagaimana ia akhirnya tertarik pada studi agama Islam sebagai objek penelitian. Perjalanannya tidak selalu mulus; ia sempat “tergoda” oleh disiplin lain seperti sejarah dan ekonomi, namun antropologi tetap menjadi panggilan utamanya.

Pengalamannya di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, yang berbasis teologi, justru memperkaya pemahamannya tentang agama melalui pendekatan interdisipliner. “Studi agama itu scientific cum doktriner, ada sainsnya, ada doktrinnya,” katanya, mengutip Mukti Ali.

Haji: Lebih dari Sekadar Ritual

Haji, sebagai salah satu rukun Islam, biasanya dibahas dari sudut pandang manasik, filosofi, atau sejarah keagamaan. Namun, Soehadha menawarkan perspektif baru melalui antropologi, yang melihat haji sebagai bagian dari sistem gagasan lokal masyarakat Indonesia.

Dalam bukunya, ia menggambarkan haji tidak hanya sebagai ibadah, tetapi juga sebagai fenomena sosial yang sarat dengan makna budaya, ekonomi, dan bahkan politik.

Salah satu poin menarik dari perbincangan ini adalah bagaimana haji telah bergeser dari ritual ke festival. Soehadha mengutip Snouck Hurgronje, yang menyebut haji sebagai “festival” bahkan sebelum era Islam, ketika aktivitas di sekitar Ka’bah penuh dengan kekacauan.

Kini, festivalisasi haji terlihat dari berbagai praktik lokal, seperti walimatus safar (perayaan keberangkatan) dan penyambutan kepulangan haji yang meriah, terutama di daerah seperti Madura dan Lombok.

“Di Lombok, ada yang disebut selakaran, perayaan berhari-hari dengan selawat dan jamuan, mirip resepsi pernikahan,” ujar Soehadha. Spanduk besar bertuliskan “Selamat Menunaikan Ibadah Haji” dengan foto jemaah pun menjadi pemandangan umum, menyerupai hiruk-pikuk kampanye Pilkada.

Namun, festivalisasi ini tidak selalu ringan. Soehadha menyoroti beban sosial yang menyertai gelar haji. Di masyarakat lokal, haji bukan hanya soal ibadah, tetapi juga status sosial. Gelar “Haji” atau “Tuan” menempatkan seseorang pada posisi terhormat, dianggap memiliki pengetahuan agama dan kemampuan ekonomi lebih.

“Banyak yang datang dengan proposal pembangunan masjid setelah seseorang pulang haji, karena dianggap kaya,” candanya. Namun, ini bisa menjadi beban, terutama bagi mereka yang hanya mampu melunasi biaya haji tanpa anggaran untuk perayaan tambahan.

Tantangan Metodologi Antropologi

Sebagai antropolog yang juga menjalankan ibadah haji, Soehadha menghadapi tantangan metodologis yang unik. Dalam antropologi klasik, seorang peneliti harus memisahkan diri sebagai penganut agama dan sebagai pengamat objektif.

Namun, Soehadha memilih pendekatan yang lebih modern, di mana ia menjalankan peran sebagai jemaah sekaligus peneliti. “Saya tidak mengantongi iman saya, tapi menjalankan metodologi antropologi sebagai orang beriman,” katanya.

Pendekatan ini tidak mudah. Ia harus menyembunyikan identitasnya sebagai antropolog, bahkan dari istri dan teman seperjalanan, untuk tetap fokus mencatat pengamatan.

“Istri saya sampai bertanya, kenapa saya tidak pernah lepas dari HP saat menjalankan ritual,” kenangnya sambil tertawa. Haji pertamanya pada 2022, pasca-pandemi, memberikan keuntungan karena kuota terbatas dan suasana lebih terkendali, memudahkan pengamatannya.

Soehadha juga membahas dua teknik observasi dalam antropologi: participant observation dan naturalistic observation. Dalam participant observation, peneliti hidup bersama masyarakat tetapi tetap mengidentifikasi diri sebagai pengamat.

Sebaliknya, dalam naturalistic observation, peneliti “menyamar” sebagai bagian dari masyarakat tanpa diketahui, seperti yang dilakukan Oscar Lewis saat meneliti gelandangan di Meksiko. Teknik ini berisiko membuat peneliti “buta budaya” (cultural blind) karena terlalu larut dalam keakraban dengan subjek penelitian.

Haji Ilegal dan Dinamika Sosial

Diskusi juga menyentuh isu haji ilegal, yang belakangan menjadi sorotan akibat regulasi ketat pemerintah Arab Saudi. Soehadha menyebut fenomena ini sebagai “Haji Siri,” analogi dengan kawin siri, yang sah secara sosial tetapi tidak diakui secara formal.

Banyak jemaah, terutama dari kalangan TKI, menggunakan visa kerja atau umrah untuk berhaji, memanfaatkan jaringan lokal di Arab Saudi. “Dulu ini biasa saja, tapi sekarang jadi masalah karena kuota haji yang semakin ketat,” jelasnya.

Menariknya, motivasi berhaji tidak selalu murni ibadah. Selain dorongan iman, ada faktor sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Di masyarakat lokal, gelar haji meningkatkan status sosial, memberikan otoritas keagamaan, hingga dianggap sebagai modal elektabilitas politik.

“Ada yang berhaji untuk jadi anggota DPR,” ujar Soehadha, setengah bercanda.

Di penghujung podcast, Soehadha menegaskan bahwa antropologi haji mengajarkan cara beragama secara cerdas. “Beragama itu proses manusiawi, penuh kekurangan,” katanya.

Antropologi memungkinkan kita melihat sisi kemanusiaan dalam praktik keagamaan, termasuk kontradiksi seperti komodifikasi haji atau festivalisasi yang kadang melenceng dari esensi ibadah. Ia berharap bukunya memicu studi-studi baru, seperti antropologi salat, puasa, atau zakat, yang dapat memperkaya pemahaman tentang Islam dalam konteks lokal.

Syifa Widigdo menutup perbincangan dengan apresiasi atas wawasan yang dibagikan. “Buku ini bukan hanya tentang haji, tetapi tentang bagaimana kita memahami agama dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

PCIM Yordania Berbagi Kebahagiaan Daging Kurban ke Pengungsi Palestina

Next Post

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa

Baca Juga

Demonstrasi dalam Tinjauan dari Perspektif Islam, Bolehkah?
Berita

Memperkuat Jaringan Sosial Kunci Membangun Peradaban Islam yang Berkeadaban

28/07/2025
Temui PP Muhammadiyah, BSI Bahas Kerjasama Pemberdayaan Ekonomi Umat
Berita

Temui PP Muhammadiyah, BSI Bahas Kerjasama Pemberdayaan Ekonomi Umat

28/07/2025
IMM Dorong Aksi Nyata Hijaukan Indonesia Lewat Green Youth Leader Camp 2.0
Berita

IMM Dorong Aksi Nyata Hijaukan Indonesia Lewat Green Youth Leader Camp 2.0

28/07/2025
Pesan Dakwah itu Tidak Melulu Persoalan Surga dan Neraka
Berita

Syafiq Mughni: KHGT Hasil Ijtihad Muhammadiyah untuk Menyatukan Persaudaraan Umat Islam se-Dunia

28/07/2025
Next Post
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa

Lima Tips Agar Tidak Mudah Tersulut Emosi

Menyingkap Bahaya Sifat Hasad Menurut Imam Ibnu Qudamah

Konsep Kesatuan Matlak Memiliki Jejak yang Kuat dalam Tradisi Intelektual Islam

Pentingnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Berdasarkan Al-Quran

BERITA POPULER

  • Cerita Sekretaris PWM Jatim Diminta Pemuka Agama Katolik Mendirikan Kampus Muhammadiyah di Papua Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Status Nasab dan Tanggungjawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Tidak Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KOKAM dan Polri Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Buka Seleksi Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenhut RI dan Muhammadiyah Sinergikan Riset dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Bakal Mendirikan Universitas di Provinsi Papua Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Bullying Siswa, Haedar Nashir: Kalau Ada Kemampuan Berkelahi Ikut Tapak Suci

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.