Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Pada tahun ini, berdasarkan kriteria Wujudul Hilal, 9 Zulhijah 1446 Hijriah jatuh pada hari Kamis, 5 Juni 2025.
Puasa ini memiliki keutamaan luar biasa sebagaimana yang diterangkan dalam sabda Rasulullah SAW. Melalui puasa Arafah, seorang Muslim dapat meraih ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang.
Keutamaan puasa Arafah telah dijelaskan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu riwayat yang masyhur adalah dari Abu Qatadah Al-Anshari Ra.
عَنْ أَبِى قَتَادَةَ الأَنْصَارِىِّ رَضِىَ الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ … صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ …[رواه الجماعة إلا البخارى والترمذى]
“Dari Abu Qatadah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah SAW ditanya … tentang puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: (Puasa hari Arafah itu) menghapus dosa-dosa satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang…” [HR jemaah ahli hadis kecuali al-Bukhari dan at-Tirmidzi].
Hadis ini menegaskan bahwa puasa Arafah memiliki keistimewaan luar biasa, yakni menghapus dosa-dosa kecil selama dua tahun—setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya. Hal ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah SWT kepada hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri melalui amalan sunnah ini.
Namun, penting untuk memahami bahwa penghapusan dosa yang dimaksud dalam hadis ini merujuk pada dosa-dosa kecil (shagha’ir), sebagaimana dijelaskan oleh Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ruslan Fariadi.
Dosa-dosa besar (kaba’ir), seperti syirik, zina, atau meninggalkan salat, tidak dapat dihapus hanya dengan puasa Arafah. Untuk dosa-dosa tersebut, seorang Muslim wajib melakukan taubat nasuha, yaitu pertaubatan yang sungguh-sungguh dengan menyesali perbuatan, berhenti dari dosa tersebut, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).
Puasa Arafah bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi sarana untuk melatih kesabaran, menjaga lisan, dan membersihkan hati dari sifat-sifat tercela. Hari Arafah sendiri adalah hari yang penuh berkah, di mana doa-doa dikabulkan dan rahmat Allah SWT tercurah dengan limpah. Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat lain:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka lebih banyak daripada hari Arafah…” [HR. Muslim].
Marilah kita sambut hari Arafah dengan hati yang ikhlas dan niat yang tulus, seraya berharap agar Allah SWT menerima amalan kita dan menjadikan puasa ini sebagai wasilah untuk meraih rahmat dan maghfirah-Nya. Wallahu a’lam bish-shawab.