MUHAMMADIYAH.OR.ID, PADANG – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas mengapresiasi peran dan kiprah kebangsaan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah, manfaatnya tak hanya dirasakan internal tapi seluruh bangsa.
Hal itu disampaikan Busyro pada Ahad (15/6) ketika menghadiri Pawai Ta’aruf yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sumatra Barat (Sumbar) yang diikuti oleh berbagai elemen warga persyarikatan.
‘Aisyiyah yang berdiri pada 1917 tahun lalu telah membuktikan kiprah dan kiprah luar biasa. Kiprah dan kiprah itu telah dilakukan bahkan sejak sebelum kemerdekaan.
“Usia ‘Aisyiyah 108 tahun. Lebih tua daripada usia negeri ini, peran ibu-ibu sejak istri Kiai Haji Ahmad Dahlan dulu, almarhumah Ibu Siti Walidah sampai ibu-ibu ‘Aisyiyah seluruh Indonesia sekarang ini luar biasa,” katanya.
Busyro menegaskan, peran dan kiprah yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah sejak dulu sampai sekarang bukan hanya untuk kepentingan Muhammadiyah, umat Islam saja, tapi juga untuk masa depan negeri ini yang membutuhkan peran perempuan.
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah diharapkan Busyro menjadi cerminan keluarga-keluarga Indonesia yang dinamis dan solid untuk membangun peradaban dan keadaban publik – khususnya bagi generasi penerus.
Busyro menambahkan, perempuan memegang peran strategis sebagai penentu peradaban. Oleh karena itu kualitas perempuan Indonesia diharapkan juga baik. Sebab kebaikan suatu bangsa ditentukan pula oleh kebaikan perempuan.
Pada kesempatan ini dia berharap ‘Aisyiyah konsisten terus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan keluarga sakinah sesuai dengan cita-cita luhur Muhammadiyah, sebagaimana konsep Qaryah Thayibah.
Harapan serupa juga disampaikan oleh Ketua PWA Sumbar, Meiliarni. Kegiatan semarak ini sekaligus menjadi bagian dari upaya ‘Aisyiyah untuk mempromosikan keluarga sakinah sesuai tujuan yang diinginkan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
“Peringatan milad tahun ini mengusung tema ‘Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qaryah Thayibah Menuju Ketahanan Pangan’. Aisyiyah Sumbar fokus menatanya dimulai dari unit terkecil, yaitu keluarga,” ujar Meiliarni.