MUHAMMADIYAH.OR.ID, KABUPATEN TEGAL – Beribadah kepada Allah SWT merupakan kewajiban bagi setiap muslim, termasuk warga Persyarikatan Muhammadiyah. Namun ibadahnya Muhammadiyah memiliki tiga ciri khusus.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad pada Ahad (22/6) dalam Hari Bermuhammadiyah Kabupaten Tegal, tiga ciri khusus ibadah Muhammadiyah yang pertama adalah secara langsung.
Secara langsung artinya beribadah bagi Muhammadiyah itu tidak mengenal perantara. Di Muhammadiyah semua hamba memiliki akses sama untuk mendekat kepada Allah SWT. Tidak ada tokoh yang memiliki kekhususan akses ke Tuhan.
“Tokoh agama yang sudah mati dimintai tolong, minta doanya tidak ada. Lebih baik kita sendiri yang berdoa,” ungkap Guru Besar Sosiologi Agama ini.
Secara sosiologis di kalangan Muhammadiyah, kata Dadang, tidak ada tokoh atau kiai Muhammadiyah yang memiliki keramat. Ketiadaan keramat ini merupakan konsekuensi dari tauhid murni yang dipedomani oleh Muhammadiyah.
Ciri kedua dari ibadah orang Muhammadiyah itu tidak memiliki tempat khusus, atau pengkultusan terhadap suatu tempat. Semua bumi Allah yang dihamparkan adalah tempat ibadah, kecuali tempat-tempat yang memang dilarang.
Namun untuk salat wajib, Dadang mengajak warga Muhammadiyah supaya dilaksanakan di masjid. Akan tetapi jika ada sebab mendesak, maka salat wajib bisa dilakukan selain di masjid.
Dadang juga menyinggung kebiasaan beberapa jemaah haji Indonesia yang menganggap tanah di Mekkah itu suci. Kemudian mengambil beberapa untuk dibawah pulang, dan dijadikan penglaris dagangan.
Bagi orang Muhammadiyah semua tanah itu sama. Termasuk kiswah Kabah bagi orang Muhammadiyah juga tidak dianggap memiliki kesaktian dan bisa digunakan sebagai jimat.
Ciri ketiga ibadah Muhammadiyah adalah bermakna luas. Ibadah tak sebatas syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji. Melainkan ibadah adalah segala aktivitas yang diniatkan atas nama Allah SWT, dan untuk kebaikan.
“Bahkan berorganisasi di Muhammadiyah-’Aisyiyah itu ibadah pada Allah SWT, dan itu akan jadi celengan kita nanti di akhirat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Dadang mengajak kepada seluruh warga Persyarikatan Muhammadiyah dalam beraktivitas maupun berorganisasi dilakukan dengan ikhlas – berfokus pada mencari rida Allah SWT.