MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Museum Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara spesial “Kunjung Museum dan Nonton Bareng Film Nyai Ahmad Dahlan” pada Sabtu (24/05).
Acara ini menjadi pembuka rangkaian pemutaran film yang akan berlangsung dari 24 Mei hingga 1 Juni 2025, dengan empat sesi pemutaran setiap harinya di Museum Muhammadiyah UAD.
Kegiatan ini tidak hanya mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah, tetapi juga menggali inspirasi dari perjuangan Siti Walidah, atau lebih dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, tokoh emansipasi perempuan dan istri pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan.
Film Nyai Ahmad Dahlan, sebuah drama biopik Indonesia yang dirilis pada 24 Agustus 2017, disutradarai oleh Olla Atta Adonara dengan Tika Bravani sebagai pemeran utama. Film ini mengisahkan perjalanan hidup Nyai Ahmad Dahlan, seorang perempuan pemberani yang memperjuangkan kesetaraan gender dan pendidikan.
Kisahnya menjadi cerminan nilai-nilai keberanian, kebaikan, dan semangat berbagi yang menginspirasi.
Acara pada Sabtu (24/05) ini juga dimeriahkan dengan talkshow bersama penulis skenario film, Dyah Kalsitorini, yang telah 30 tahun berkarier di dunia perfilman. Dalam sesi talkshow, Dyah berbagi pengalamannya menulis skenario Nyai Ahmad Dahlan, yang ia sebut sebagai puncak karyanya.
“Nyai Walidah adalah tokoh panutan saya. Ketika meriset dan membaca tentang beliau, hati saya bergetar. MasyaAllah, ada ya perempuan seperti ini—ditakuti Jepang, pemberani, dan memperjuangkan kesetaraan,” ungkap Dyah dengan penuh semangat.
Ia menuturkan bahwa proses penulisan skenario ini begitu emosional hingga membuatnya meneteskan air mata, sesuatu yang tidak ia alami saat menulis skenario film lain.
Dyah juga menyoroti bagaimana Nyai Ahmad Dahlan mengajarkan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis melalui tindakan nyata.
“Beliau hidup untuk beramal saleh, senang berbagi, dan bersedekah. Ia mengajak perempuan berkumpul bukan untuk bergosip, tetapi untuk menyusun rencana mengimplementasikan nilai-nilai Al-Ma’un,” ujarnya.
Dalam proses pembuatan film, Dyah dibantu oleh beberapa tokoh ‘Aisyiyah untuk memastikan keakuratan cerita. “Semoga film ini menginspirasi kita semua, dan mohon maaf jika ada kekurangan,” tambahnya.
Acara ini menjadi wujud komitmen Museum Muhammadiyah UAD untuk mentransfer nilai dan pengetahuan sejarah melalui media museum dan film. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan film inspiratif ini dan mengikuti rangkaian acara di Museum Muhammadiyah UAD hingga 1 Juni 2025.