MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerjasama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Bank Muamalat, dan Amitra mengadakan Sosialisasi, Edukasi, dan Literasi Keuangan Haji dengan Mitra Perhajian (Program Optimalisasi Peningkatan Pendaftar Haji) pada Rabu, (14/5).
Agenda tersebut merupakan sebuah usaha optimalisasi yang dapat meningkatkan kuantitas dan juga kualitas dari para jamaah haji Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua MLH PP Muhammadiyah Gatot Supangkat mengungkap bahwa program ini perlu untuk disinergikan dan dikolaborasikan dengan harapan pelaksanaan haji dan umroh kedepannya menjadi lebih baik.
“Program ini memang perlu untuk terus disinergikan, dikolaborasikan agar pelaksanaan haji dan umroh kedepan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Bekerjasama dengan BPKH, MLH PP Muhammadiyah juga turut membuat sebuah buku Responsible Green Hajj dimana didalamnya terkandung isi panduan tentang pelaksanaan haji dan umroh.
“Buku panduan yang kami susun secara teknis dan praksis ini mudah-mudahan tidak hanya menjadi bentuk ikhtiar saja,”
“Harapannya dengan disusunnya buku ini juga jamaah kita dapat menjadi teladan pada pelaksanaan haji. Karena buku ini dibuat untuk membentuk perilaku hijau atau perilaku yang menghargai lingkungan, sesama makhluk Allah,” imbuh Gatot.
Hakikat dalam Ibadah Haji
Turut menyampaikan pidato pembukanya, Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander yang menyampaikan tentang hakikat berhaji dan bagaimana ia mendorong generasi muda untuk menjadi agen penentu dalam peningkatan perekonomian bangsa.
Berdasarkan Firman Allah Janganlah kalian menyekutukan Allah, Ini sebenarnya merupakan hakikat dari ibadah haji. Jadi ketika orang berangkat haji dan pulang untuk menjadi agen perubahan untuk perbaikan agar akidah umat islam itu kembali lurus dan ikhlas, serta tidak menyekutukan Allah,” ujar Harry.
Mengutip dari pesan Buya Anwar Abbas tentang kepemimpinan, Harry Menyebut bahwa kepemimpinan ekonomi muslim dunia masih menjadi PR yang begitu besar.
“Oleh karena itu, kita mendorong untuk titik terlemah ini harus dikuatkan. Generasi muda penerus bangsa akan menjadi agen penentu,”
“Generasi muda perlu terus belajar dan menyadari tentang perencanaan keuangan yang baik. Dengan perencanaan keuangan yang baik, maka akan memudahkan kita untuk berhaji,” jelas Harry. (bhisma)