MUHAMMADIYAH.OR.ID, KULONPROGO – Ketahanan pangan merupakan isu krusial dalam pembangunan, apalagi pada tahun 2022 Indonesia masih berada di peringkat 69 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global (GFSI).
Menurut Salmah Orbayinah Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Indonesia masih dihadapkan pada problem ketahanan pangan yang disebabkan, antara lain oleh keterbatasan lahan pertanian, perubahan iklim, penurunan produktivitas, menurunnya jumlah petani dan kurangnya regenerasi petani, kurangnya pengakuan terhadap perempuan petani, minimnya kesejahteraan petani, ketergantungan impor, kurangnya tenologi pangan, hingga masalah kualitas pangan.
“‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan, menaruh perhatian pada isu ketahanan pangan mengingat pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan ketahanan pangan,” jelas Salmah pada Senin (19/5) dalam Milad ‘Aisyiyah ke-108 bertempat di kawasan Desa Sidorejo, Lendah, Kulonprogo dengan mengusung tema “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayibah Menuju Ketahanan Nasional”.
Qaryah Thayyibah yang secara harfiyah berarti desa yang baik atau unggul, lanjut Salmah, merupakan gerakan nasional ‘Aisyiyah untuk mewujudkan desa yang berkemajuan sehingga tercipta masyarakat yang maju, adil, makmur, dan bermartabat.
Gerakan Qaryah Thayyibah, jelas Salmah, mencakup berbagai aspek kehidupan, baik itu pangan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan, pendidikan, keagamaan, kesejahteraan sosial, hukum, kepemimpinan perempuan, pendidikan politik, hingga lingkungan.
Sementara Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman turut menekankan kembali spirit Islam Berkemajuan di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
“Bagaimana ‘Aisyiyah itu hadir membawa perempuan yang berkemajuan. Spirit gerakan Islam Berkemajuan ini harus terus kita kawal, kalau perempuannya maju, maka bangsa ini akan maju,” ujar Agus.
Wakil Menteri Koperasi Republik Indonesia turut mengapresiasi ikhtiar dan kolaborasi ‘Aisyiyah dalam memajukan Semangat Qoryah Thayibah yang digagas ‘Aisyiyah dinilai selaras dengan apa yang sedang dikerjakan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Apa yang telah di ikhtiarkan dari Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ini merupakan hasil partisipasi dari Masyarakat. Maka dalam hal ini negara hadir untuk turut terlibat memberikan solusi aktif untuk masyarakat,” ujar Ferry
Ia juga menambahkan bahwa peran perempuan ‘Aisyiyah begitu penting, dengan tugas yang begitu berat, ‘Aisyiyah mampu berdiri kokoh dan memberi dampak bagi pembangunan negeri hingga saat ini.
“Peran perempuan Aisyiyah sangat penting. Dengan tugas yang sangat berat oleh presiden, Insyaallah pendirian koperasi desa merah putih ini dapat menghadirkan manfaat yang besar bagi masyarakat,” imbuhnya. (bhisma)