Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu, baik secara fisik, mental, maupun finansial. Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan menjalankan rukun, wajib, dan sunnah haji, serta menjauhi larangan-larangan-Nya.
Dalam ajaran Islam, haji mabrur memiliki keutamaan luar biasa, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah penjelasan mengenai keutamaan haji mabrur berdasarkan dalil-dalil hadis yang shahih.
- Balasan Haji Mabrur adalah Surga
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda:
العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءً إِلَّا الجنَّةُ
“Umrah satu ke umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain surga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa haji mabrur memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT, sehingga balasannya adalah surga, tempat kebahagiaan abadi. Haji mabrur merupakan perjalanan spiritual yang membutuhkan keikhlasan, kepatuhan, dan kesungguhan dalam menjalankan ibadah sesuai tuntunan syariat.
- Termasuk Amalan yang Paling Afdhal
Keutamaan lain dari haji mabrur adalah statusnya sebagai salah satu amalan paling utama. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan yang paling utama. Beliau menjawab:
إِيمَانُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌ مَبْرُورٌ
“Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Lalu ditanya lagi: Lalu apa? Beliau menjawab: Jihad fi sabilillah. Lalu ditanya lagi: Kemudian apa lagi? Jawab Beliau: Haji mabrur.” (HR. al-Bukhari).
Hadis ini menunjukkan bahwa haji mabrur menempati posisi yang sangat mulia, hanya berada di bawah iman kepada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan Allah. Hal ini menegaskan bahwa haji mabrur mencerminkan ketakwaan dan keimanan yang mendalam.
- Nilainya Setara dengan Jihad fi Sabilillah
Bagi kaum wanita, haji mabrur memiliki kedudukan yang setara dengan jihad di jalan Allah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra., Ummul Mukminin, beliau bertanya kepada Rasulullah SAW:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَخْرُجُ تُجَاهِدُ قَالَ لَا جِهَادُكُنَّ الْحَجُ الْمَبْرُورُ وَهُوَ لَكُنَّ جِهَادٌ
“Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kami keluar ikut berjihad bersamamu? Beliau menjawab: Tidak, jihad kalian adalah haji mabrur, dan itu adalah jihad bagi kalian.” (HR. Ahmad).
Hadis ini menunjukkan bahwa haji mabrur merupakan bentuk perjuangan spiritual yang sangat besar, terutama bagi wanita, yang memiliki nilai setara dengan jihad fi sabilillah. Haji mabrur menuntut pengorbanan waktu, tenaga, dan harta, serta ketabahan dalam menghadapi berbagai rintangan selama pelaksanaan ibadah.
- Diampuni Dosa-Dosa yang Telah Lalu
Haji mabrur juga memiliki keutamaan dalam menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.:
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berhaji lalu ia tidak berkata kotor dan tidak berbuat fasik, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. at-Tirmidzi, hasan shahih).
Hadis ini menegaskan bahwa haji mabrur yang dilakukan dengan menjauhi perbuatan kotor (rafats) dan perbuatan fasik akan menghapus dosa-dosa pelakunya. Ini menunjukkan bahwa haji mabrur merupakan proses pembersihan jiwa dari dosa-dosa masa lalu.
- Kembali Bersih Seperti Bayi yang Baru Lahir
Keutamaan lain yang sangat istimewa dari haji mabrur adalah kemampuan untuk mengembalikan pelakunya ke keadaan suci seperti bayi yang baru lahir. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقُ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barang siapa melaksanakan haji lalu dia tidak berkata kotor dan tidak berbuat fasik, maka dia kembali keadaannya seperti hari saat dilahirkan oleh ibunya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadis serupa juga diriwayatkan dengan redaksi:
مَنْ حَجَّ هَذَا الْبَيْتَ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقُ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barang siapa yang melaksanakan haji di Baitullah ini kemudian tidak berkata kotor dan tidak berbuat fasik, maka dia kembali keadaannya seperti saat dilahirkan oleh ibunya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa haji mabrur memiliki kekuatan spiritual untuk menyucikan pelakunya dari dosa, sehingga ia kembali dalam keadaan bersih, seperti bayi yang baru lahir, tanpa noda dosa.
Haji mabrur adalah ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa dalam ajaran Islam. Balasannya adalah surga, ia termasuk amalan paling afdhal, setara dengan jihad fi sabilillah, menghapus dosa-dosa yang telah lalu, dan mengembalikan pelakunya ke keadaan suci seperti bayi yang baru lahir.
Untuk mencapai haji mabrur, seorang muslim harus melaksanakan ibadah haji dengan penuh keikhlasan, mengikuti tuntunan syariat, dan menjauhi segala larangan yang dapat mengurangi kesempurnaan ibadah tersebut.
Semoga setiap muslim yang menunaikan ibadah haji diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk mencapai derajat haji mabrur, sehingga memperoleh keutamaan-keutamaan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW. Amin.
Referensi:
Ruslan Fariadi, “Kriteria Hajir Mabrur”, dalam slide Pengajian Tarjih, https://tarjih.or.id/wp-content/uploads/2022/09/Fikih-Haji-dan-Kiat-Menjaga-Kembaruran-Haji.pdf, diakses pada Rabu, 21 Mei 2025.