MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sebanyak 20 mufasir dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Kaliurang, Yogyakarta, untuk mengikuti Pembukaan Camp Penulisan Tafsir At-Tanwir, Jumat (16/05).
Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini bertujuan mempercepat penyusunan Tafsir At-Tanwir. Hal ini merupakan proyek monumental yang diharapkan selesai pada 2027 sebagai wujud kontribusi Muhammadiyah bagi peradaban Islam modern.
Dalam sambutannya, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ustadi Hamsah, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para mufasir dalam misi mulia ini. “Selamat datang di Yogyakarta, khususnya Kaliurang. Semoga apa yang kita lakukan mendapat berkah dan rahmat dari Allah SWT,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa camp penulisan ini digelar untuk mempercepat penyusunan tafsir, yang meski sudah berjalan baik, masih perlu ditingkatkan intensitasnya.
Ustadi menjelaskan, tema-tema penulisan telah dibagikan jauh hari kepada para mufasir. Ia berharap para peserta dapat menyelesaikan tugas masing-masing sebelum acara berakhir pada Ahad (18/05).
“Kami sangat mengharapkan tulisan-tulisan selesai untuk dikompilasikan tim. Kami akan mendampingi para mufasir selama proses ini,” tegasnya, seraya meminta keseriusan peserta untuk memenuhi target.
Sementara itu, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas, menyoroti urgensi proyek ini dalam konteks kebangkitan peradaban Islam. Ia menyebut manusia modern tengah mengalami “nestapa” akibat ketimpangan peradaban.
“Modernitas tanpa Islam melahirkan peradaban nestapa, sementara Islam tanpa modernitas menghasilkan doktrin yang tidak kontekstual,” ungkapnya. Menurut Hamim, Islam dan modernitas harus berjalan seiring untuk menciptakan kemajuan yang membawa kebahagiaan.
Hamim menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk untuk mewujudkan kesejahteraan dunia-akhirat. Oleh karena itu, Tafsir At-Tanwir harus membawa sentuhan baru yang relevan dengan zaman. “Muhammadiyah tidak anti perubahan hukum. Ajaran yang kita susun harus mengarah pada peradaban unggul dan kemajuan, bukan kemerosotan,” pesannya.
Camp penulisan ini menjadi tonggak penting dalam mempercepat penyusunan Tafsir At-Tanwir, yang diharapkan tidak hanya menjadi karya keilmuan, tetapi juga mercusuar peradaban Islam yang modern, kontekstual, dan membawa kebahagiaan bagi umat manusia.