MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Nasyiatul Aisyiyah disebut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas sebagai pengemban dan pengaman Keputusan Muktamar 48 tentang ketahanan keluarga.
Apresiasi itu disampaikan Busyro pada Sabtu (31/5) dalam Refleksi Milad ke-94 dan Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh PP Nasyiatul Aisyiyah di Jakarta. Pada kesempatan ini Busyro menyampaikan peran perempuan atau istri dalam etika dan moral publik suami.
Sebagai sosok yang lahir dan dibesarkan di lingkungan berideologi Muhammadiyah, Busyro menyaksikan dan mengalami langsung proses pendidikan yang begitu kuat menanamkan nilai-nilai utama untuk perjuangan.
Akan tetapi di masa kini, dan mungkin di masa mendatang di keluarga-keluarga Indonesia secara umum, menurut Busyro, mengalami masalah dan tantangan begitu serius dan kompleks sebagai tempat mendidik dan membesarkan generasi penerus.
Di satu sisi istri dapat berperan besar untuk mendidik dan menanamkan kebaikan serta nilai-nilai utama di keluarga dan anak. Namun di sisi lain, dia mengamati bahwa istri juga dapat menjadi biang dari terjadinya perilaku korupsi.
“Wanita salihat yang menjadi istri yang suaminya menjabat di pusat maupun daerah itu memengaruhi kualitas moral, integritas suami itu. Relatif korupsinya lembaga yang dipimpinnya itu rendah banget,” katanya.
Sebaliknya, jika istri kerap menjadi provokator kepada suaminya. Maka potensi-potensi kerusakan yang ditimbulkan ketika suaminya menjabat di jabatan-jabatan publik tentu semakin besar.
Oleh karena itu, Busyro mendorong supaya vibrasi komitmen atas kebaikan yang dimiliki oleh Nasyiatul Aisyiyah dan ‘Aisyiyah untuk disebarkan ke segala penjuru, supaya perempuan-perempuan Indonesia ikut merasakan vibrasi tersebut.
“Mudah-mudahan adik-adik semuanya pengelola pengemban amanat NA ini selalu konsisten mengembangkan ilmu, dan tentu saja ilmu yang bermanfaat,” harap Busyro Muqoddas.
Terkait dengan pentingnya peran perempuan dalam kehidupan umat, berbangsa, dan bernegara. Maka menurut Busyro pepatah yang mengatakan perempuan adalah tiang agama dan negara itu tepat. Pada kesempatan ini Busyro juga mengajak untuk menyelamatkan Indonesia dimulai dari rumah tangga.