MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Dalam suasana hangat Halal Bihalal Keluarga Besar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) 1446 H yang digelar Selasa (8/4), Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, menyampaikan tausiyah inspiratif mengenai pentingnya menjaga silaturahmi sebagai kunci kebahagiaan dan keberkahan hidup.
Agus mengingatkan bahwa pertemuan (silaturahim) secara langsung pasca-Idulfitri tidak bisa tergantikan nilainya oleh pertemuan virtual atau sekadar menyapa lewat media sosial.
“Pertemuan halal bihalal seperti ini terkadang memang tidak bisa hanya diwakili dengan pertemuan melalui medsos kita. Kadang kita mengalami keterbatasan untuk hadir ke rumah pakde, atau orang tua tapi tidak bisa pertemuan pasca idul fitri itu nilainya sama dengan pertemuan secara tatap muka. Kita harus ingat bahwa kebersamaan itu luar biasa,” terangnya.
Ia juga mengutip sabda Rasulullah SAW tentang keutamaan silaturahim yang tentu nilai-nilainya dapat berdampak besar pada kehidupan umat manusia.
“Rasul pernah bersabda tentang dampak dari silaturahim yang luar biasa. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umur dan dipanjangkan rezekinya maka hendaklah ia suka silaturahmi,” jelas Agus.
Pernyataan tersebut, menurutnya, tidak hanya menjadi ajaran keagamaan semata, tetapi telah diperkuat oleh berbagai penelitian ilmiah. Salah satunya adalah studi jangka panjang yang dilakukan oleh para ilmuwan di Harvard University dan dipublikasikan sekitar 2016–2017. Penelitian tersebut melibatkan 724 partisipan dan berusaha menemukan faktor utama yang mempengaruhi umur panjang dan kebahagiaan.
“Dari 724 orang yang diteliti secara berkelanjutan, hanya sekitar 60 orang yang masih hidup di akhir masa penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa relasi sosial yang kuat dan interaksi langsung adalah faktor dominan yang membuat hidup lebih panjang dan lebih bahagia,” pungkas Agus.
Fenomena menarik yang terdapat disebuah perkampungan di Italia juga turut di jelaskan olehnya. Agus menjelaskan bahwa di sebuah kampung di Italia terdapat kampung yang penduduknya rata-rata berusia di atas 100 tahun. Dari kajian sosiologis, ditemukan bahwa intensitas relasi sosial dan kebiasaan berinteraksi langsung berperan besar dalam menjaga kesehatan dan umur panjang masyarakatnya.
“Silaturahmi tidak bisa digantikan oleh gadget. Kita sering kali merasa cukup dengan mengirim pesan singkat, padahal makna kebersamaan hanya dapat dirasakan melalui pertemuan langsung,” imbuhnya.
“Jika Rasulullah memerintahkan kita untuk bersilaturahmi, dan penelitian ilmiah juga telah membuktikan manfaatnya, maka mari manfaatkan setiap kesempatan untuk bertemu langsung dan mempererat hubungan. Karena dari situlah keberkahan hidup kita dimulai,” ajaknya.
Melalui pesan-pesan tersebut, Agus menegaskan bahwa silaturahim bukan hanya ritual budaya pasca Idulfitri, tetapi merupakan fondasi penting dalam membangun kehidupan yang sehat, harmonis, dan penuh makna baik dalam kehidupan pribadi ataupun sosial. (bhisma)