MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina kembali menjadi sorotan dalam program Ruang Publik TVMu, Sabtu (12/04). Israel baru-baru ini semakin gencar menyerang setiap jengkal tanah di Palestina, terutama Gaza.
Dalam wawancara eksklusif, pembawa acara Arina Nur Rohmah berdialog dengan Wakil Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yasmi Adriansyah, untuk membahas krisis kemanusiaan di Gaza yang kian memprihatinkan.
Yasmi Adriansyah menegaskan sikap Muhammadiyah yang sejalan dengan pemerintah Indonesia dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yakni mendukung penuh penghentian genosida, pembantaian, dan penjajahan terhadap rakyat Palestina.
“Kami berkomitmen untuk memerdekakan Palestina dan menyelamatkan bangsanya dari kekejaman yang terus berlangsung,” ujarnya.
Mengutip laporan Kementerian Kesehatan Palestina, Yasmi menyampaikan bahwa sejak Israel melanjutkan serangan di Gaza pada 18 Maret 2025, lebih dari 1.249 warga sipil tewas, 3.200 orang terluka, dan infrastruktur sipil hancur akibat operasi militer yang meluas.
Yasmi juga menyoroti rencana kontroversial Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza, yang memicu penolakan keras dari negara-negara Arab, termasuk Indonesia.
Terkait wacana evakuasi 1.000 warga Gaza yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto, Yasmi menilai kebijakan tersebut perlu pengkajian mendalam.
“Meski berniat baik, evakuasi ini muncul tiba-tiba tanpa konsultasi publik yang memadai. Harus ada kebijakan komprehensif agar tidak kontraproduktif,” katanya.
Yasmi juga memperingatkan agar Indonesia berhati-hati, mengingat wacana serupa dari Israel dan AS cenderung mengarah pada pemindahan permanen warga Gaza.
Yasmi mengapresiasi upaya kemanusiaan Muhammadiyah yang terus mengalirkan bantuan sosial, pendidikan, dan kesehatan untuk Palestina. Namun, ia menekankan bahwa solusi politik adalah kebutuhan mendesak.
“PBB dan organisasi internasional sulit diharapkan karena Israel secara terang-terangan melanggar hukum internasional, didukung kuat oleh AS,” ungkapnya.
Sebagai langkah konkret, Yasmi mengusulkan penguatan hubungan bilateral, seperti antara Indonesia dan Palestina, untuk memberikan bantuan langsung. Ia bahkan secara pribadi mengemukakan pentingnya dukungan militer untuk mengamankan situasi di Gaza, sebelum bantuan kemanusiaan dapat dijalankan maksimal.
“Yang paling mendasar, kita harus terus menyuarakan hak kemerdekaan Palestina,” tegasnya.