MUHAMMADIYAH.OR.ID, TANGERANG – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim, menghadiri silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah Cabang Cipondoh, Kota Tangerang pada Ahad (13/4).
Didaulat sebagai pembicara, Kiai Saad menyampaikan materi bertema “Ukhuwah Islamiyah”. Ia mengawali dengan mengingatkan pentingnya fitrah manusia yang mengakui keberadaan Allah dan kecenderungannya kepada kebaikan.
Manusia, menurut Kiai Saad, dianugerahi ruh yang membawa potensi besar untuk mengembangkan akal, hati, dan pikirannya. “Potensi ini merupakan bentuk kasih sayang Allah melalui Al-Hidayah yang memandu manusia menuju kebenaran,” katanya.
Namun, potensi tersebut tidak cukup tanpa bantuan dari makhluk Allah lainnya, yakni malaikat. Malaikat Raqib dan Atid mencatat amal baik dan buruk manusia sebagai bagian dari penjagaan terhadap perjalanan hidup manusia.
Selain itu, manusia juga dijaga oleh malaikat lain yang melindungi dari depan dan belakang. “Perlindungan ini terus berlangsung selama manusia tetap tersambung dengan petunjuk Allah yang ada di dalam maupun di luar dirinya,” imbuhnya.
Dalam membangun kehidupan, manusia tidak hidup sendirian, melainkan membutuhkan ukhuwah atau persaudaraan. Ukhuwah akan terjalin dengan baik bila hati manusia sehat, sesuai ajaran Islam tentang pentingnya menjaga hati.
Persaudaraan manusia harus dilandasi simpati dan empati, sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad. Surat At-Taubah ayat 128 menggambarkan kepribadian Nabi yang peduli terhadap penderitaan umatnya dan merasa berat melihat mereka menderita.
Kiai Saad juga menekankan bagaimana nilai ukhuwah tersebut tercermin dalam gerakan Muhammadiyah. Muhammadiyah hadir dengan solusi nyata, mendirikan sekolah untuk mencerdaskan dan rumah sakit untuk menyehatkan umat dan bangsa.
Universitas Muhammadiyah di berbagai daerah bahkan menjadi pelopor kerukunan, seperti di NTT dan Sorong, di mana mayoritas mahasiswanya adalah non-Muslim. “Ini menunjukkan bahwa dakwah Muhammadiyah dilakukan dengan kasih sayang tanpa membedakan latar belakang,” ungkap Kiai Saad.
Muhammadiyah, lanjutnya, menjadi perekat umat dan tidak akan terjebak dalam hal-hal yang merusak hubungan antar sesama. Hubungan baik dengan non-Muslim bukan sekadar retorika, melainkan diwujudkan melalui aksi nyata untuk NKRI.
Kiai Saad mengingatkan agar warga Muhammadiyah tidak merasa puas dan tidak menggunakan nama Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi. Sebaliknya, potensi diri harus digunakan untuk membesarkan Muhammadiyah dan menguatkan dakwah kasih sayang.