MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta, Gita Danupranata, menyampaikan khutbah Jumat di Masjid KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jumat (04/04).
Dalam khutbahnya, Gita mengajak jemaah untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT pasca-Ramadan 1446 Hijriah dengan menjaga amalan mulia yang telah dilakukan selama bulan suci serta memakmurkan masjid sebagai pusat kebaikan umat.
Mengawali khutbah, Gita mengingatkan jemaah akan esensi ketakwaan. “Marilah kita terus berupaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya, meskipun kita belum mengetahui manfaatnya secara penuh, dan meninggalkan larangan-Nya, walaupun kita belum memahami mudaratnya,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa Ramadan yang baru saja berlalu merupakan “bulan tarbiah” yang melatih umat Islam untuk istiqamah dalam ibadah, seperti qiyamulail, memakmurkan masjid, dan menebar kebaikan sosial.
Gita mengutip Al-Qur’an, Surah Al-Isra ayat 79, sebagai landasannya. Ia menegaskan bahwa qiyamulail yang konsisten dapat mengangkat derajat seorang mukmin, sejalan dengan janji Allah SWT.
Namun, ia juga menyentuh keresahan para takmir masjid yang sering kali menyaksikan masjid sepi setelah Ramadan berakhir. Mengacu pada Surah At-Taubah ayat 18, Gita menyerukan agar kemakmuran masjid dijaga sepanjang waktu, bukan hanya di bulan Ramadan.
“Bukti nyata di Ramadan, kita dengan ringan memakmurkan masjid dengan berbagai aktivitas. Ini sesuai harapan Rasulullah agar masjid menjadi tempat yang hidup dan dirasakan manfaatnya oleh umat,” tambahnya.
Ia memuji masjid-masjid kampus, seperti di UMY, yang dipenuhi inovasi oleh mahasiswa dan remaja melalui berbagai kegiatan inspiratif. “Pasca-Ramadan, mari kita terus mengkreasi dan menginovasi aktivitas masjid agar benar-benar makmur, membahagiakan, dan bermakna bagi kehidupan,” ajaknya.
Lebih lanjut, Gita mengaitkan peran masjid dengan misi umat Islam sebagaimana tertuang dalam Surah Ali Imran ayat 110. Ia menyebut masjid sebagai media efektif untuk mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran, sekaligus menjadi basis membangun umat terbaik.
Tak hanya itu, Gita juga menyoroti perintah pertama dalam Al-Qur’an, yakni “Iqra’ bismi rabbikalladzī khalaq” (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan) dari Surah Al-Alaq ayat 1-5. Ia menafsirkan “iqra” tidak sekadar membaca, tetapi juga memahami dan mengimplementasikan ilmu. “Literasi sejati adalah membaca, memahami, lalu melaksanakan hingga bermanfaat bagi umat manusia,” ungkapnya.
Ia mengutip Surah Al-Mujadilah ayat 11, “Yarfa‘illāhulladzīna āmanū minkum walladzīna ūtul-‘ilma darajāt” (Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan yang diberi ilmu beberapa derajat), sebagai motivasi bagi mahasiswa untuk terus belajar dan mengamalkan ilmu.
Di penghujung khutbah, Gita mengajak jemaah memasuki bulan Syawal dengan semangat menjaga amalan Ramadan, memakmurkan masjid, dan melaksanakan amanah.
“Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan diberi kemudahan dalam menunaikan amanah,” tutupnya.