MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, selain bulan peningkatan, memasuki bulan Syawal bagi muslim juga ada 3R yang dialami pasca bulan Ramadan.
Hal itu disampaikan Mu’ti yang juga Mendikdasmen ini pada Rabu (23/4) dalam Silaturahim Majelis Dikdasmen Pendidik Non Formal (PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya.
Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam ini mengungkapkan, R yang pertama adalah refresh atau spiritual refreshing. Di mana selama sebulan Ramadan, umat muslim menjalani ibadah dan menikmati kesegaran spiritual.
“Kita menyegarkan spiritualitas kita. Sehingga sebagian ada yang menafsirkan makna Idulfitri itu tak hanya sekadar kembali makan, tetapi juga ‘iddun ilal fitrah atau kembali kepada fitrah kita. Manusia itu sesuai dengan fitrahnya adalah makhluk yang lahir bersih dari segala dosa,” katanya.
Mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, Mu’ti menyampaikan bahwa setiap manusia terlahir dalam keadaan muslim. Akan tetapi, orang tua dan lingkungannya yang kemudian membentuk kepercayaan agama yang dianut oleh anak tersebut.
“Dalam diri manusia ini ada god spot atau noktah ketuhanan, yang dengan itu manusia senantiasa terdorong dan senantiasa memiliki kecenderungan untuk menjadi makhluk berketuhanan,” ungkapnya.
Selanjutnya, R yang kedua adalah recreation yang identik dengan budaya ketika momen Idulfitri. Akan tetapi recreation yang dimaksud oleh Mu’ti adalah menjadi lebih kreatif dan produkti.
Merujuk Al Qur’an, Mu’ti menyebut bahwa Kitab Suci umat Islam terdapat enam ayat yang mengarahkan untuk berpiknik, dengan redaksi kata yang berbeda-beda.
“Maka harus ada semangat baru, dan semangat untuk kita lebih baik lagi. Itulah kenapa maknanya Syawal,” katanya.
Sementara, R ketiga adalah reunion atau bersatu kembali. Bersatunya kembali terjadi karena silaturahim yang berasal dari dua kata yaitu sila dan ar rahim. Sila ada menyambung tali yang terputus atau mengurai tali yang ruwet.