MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Sebagai seorang muslim rasa-rasanya cobaan dalam kehidupan selalu ada. Meski salat dan zakat telah ditunaikan, tapi ujian dan kepedihan masih saja datang.
Ujian dan penderitaan yang dialami oleh muslim yang beriman ini telah disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 214. Namun tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan, sebab pertolongan Allah SWT sudah sangat dekat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim pada Rabu (9/4) dalam Silaturahmi dan Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Gedung Djazman Al Kindi.
“Pertolongan Allah itu sudah dekat, ketika kita sudah berjihad, ketika kita kemudian konsisten menerima seluruh konsekuensi-konsekuensi dari jihad,” ungkap Kiai Saad Ibrahim.
Meskipun jihad pada awal Islam sering dikaitkan dengan mengangkat senjata atau berperang. Namun konteks jihad sekarang yang disebutkan oleh Kiai Saad itu tidak dalam arti sempit, melainkan dalam arti yang luas.
“Kita telah kembali dari jihad dalam konteks perang, sebagai jihad kecil, bahkan terkecil menuju jihad yang terbesar jihadun nafs,” kata Kiai Saad mengutip perkataan Nabi Muhammad SAW.
Kekalahan umat Islam dalam Perang Uhud kata Kiai Saad tak lebih diawali dari kekalahan muslim melawan jihad terbesar yaitu jihad melawan hawa nafsu. Dibuktikan dengan hati-hati mereka yang dilalaikan oleh harta rampasan perang.
“Ini adalah pelajaran penting pada waktu itu. Maknanya kemudian ketika kita selesai ibadah di bulan Ramadan, yang Ramadan itu sering digambarkan dengan al madrasah ar ruhiyah sekolah atau pendidikan rohani untuk meninggikan aspek kejiwaan kita di atas aspek fisikly kita,” tuturnya.
Oleh karena itu, puasa Ramadan harus menjadi bahan renungan oleh muslim untuk menjadi umat yang berhasil dan menang melawan dalam medan jihad terbesar yaitu perang melawan hawa nafsu.