MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ramadan pergi jangan sampai hanya menjadi bulan menahan lapar dan dahaga, dan Idulfitri datang jangan digunakan untuk pamer kemewahan.
Pesan mendalam itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id pada Kamis (3/4).
Menurutnya setelah sebulan penuh menjalani puasa dan ibadah pada bulan Ramadan harus memberi dampak, tidak boleh Ramadan hanya sebagai bulan pemindah jadwal makan dan minum semata, lalu berbuka dengan banyak makanan dan kemewahan.
“Sementara, diseberang sana ada saudara-saudara kita tidak tahu mau makan apa lagi hari ini dan hari-hari berikutnya,” kata Irwan Akib.
Irwan Akib mengajak bertanya kepada diri masing-masing setiap muslim, apakah Ramadan dan ibadah di dalamnya berdampak pada diri dan lingkungan sosial tempat muslim tinggal?.
Jika tidak tentu itu adalah keadaan yang merugikan. Sebab datangnya bulan Ramadan yang baru saja dilalui ini sebagai sekolah untuk mendidik muslim menjadi bertakwa dan berdampak sosial kepada lingkungannya.
“Bila Ramadan betul-betul datang menghampiri kita dan kita memanfaatkan segala fasilitas yang ditawarkan, sepantasnya dunia ini akan damai,” imbuhnya.
Setelah Ramadan, Irwan berharap tidak ada lagi jurang pemisah yang demikian lebar dan dalam antara si kaya dan si miskin, tidak ada lagi saudara-saudara yang tidak tahu harus ke mana mencari sesuap nasi untuk sekadar menyambung hidup sementara ada juga orang harus membuang nasi karena kekenyangan.
“Kita berharap tidak ada lagi pemimpin arogan yang butuh fasilitas mewah dan hanya mau dilayani, tetapi kita harap yang hadir adalah pemimpin yang memiliki empati, bersahaja dan terus hadir untuk melayani,” tuturnya.