MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR – Hadiri Pelantikan Wakil Rektor Unismuh Makassar pada Selasa (8/4), Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib apresiasi kaderisasi yang dibangun oleh Unismuh Makassar.
Apresiasi itu disampaikan Irwan karena semua Wakil Rektor ini adalah alumni Unismuh Makassar. Oleh karena itu berharap empat tahun ke depan Unismuh Makassar semakin berkembang dan menjadi cerminan kampus Muhammadiyah di kawasan Timur.
“Oleh karena itu, apapun yang dilakukan oleh Unismuh biasanya dicontoh oleh PTMA yang ada di kawasan Timur. Memang perlu sangat hati-hati kita di Unismuh ini, karena menjadi cerminan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di kawasan Timur,” ungkap Irwan Akib.
Kemajuan yang diraih oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA), kata Irwan, dapat diraih dengan bergandeng tangan dan dikawal oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) setempat, dalam hal ini PWM Sulsel.
“Kita membawa Unismuh ini ke depan semakin baik, semakin maju, dan tentu juga sinergi dengan pimpinan wilayah, pimpinan daerah, persyarikatan dan Ortom itu menjadi bagian penting di dalam kemajuan Unismuh Makassar,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji menyampaikan selamat atas pelantikan yang diselenggarakan berdekatan dengan momen Idulfitri 1446 H.
Tugas Berat Memajukan Kampus Muhammadiyah
Menurut Bambang tugas berat telah menanti para pejabat di PTMA di situasi ekonomi nasional bahkan dunia yang sedang sulit ini. Oleh karena itu dia menekankan untuk segera mengambil tindakan di sisi marketing.
Di tengah situasi ekonomi yang sulit, menyebabkan orang tua calon mahasiswa berpikir ulang untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Bambang berharap, PTMA dapat menjadi solusi dengan menyediakan pendidikan yang terjangkau.
Di sisi lain, Bambang juga menyoroti tentang perkembangan atau pembaruan program studi di PTMA. Setelah melakukan penilaian banyak prodi yang ketinggalan zaman, dan hanya sedikit yang bertumbuh dengan pesat.
“Kita sedang ada masalah jadi mengapa banyak perguruan tinggi yang unggul-unggul itu menurun bukan karena PTNBH saja. PTNBH itu memang mengambil banyak. Tetapi faktor lain juga bahwa prodi kita ini kuno-kuno,” katanya.
Dia meminta untuk pengurus PTMA supaya melakukan introspeksi, melihat keluar dengan situasi yang terus berubah. Sehingga keputusan untuk membuka prodi baru bisa melalui pertimbangan yang up to date.