MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Fathurrahman Kamal, membuka kajian tarawih di Masjid Al Mushannif Tabligh Institute Muhammadiyah pada Kamis (28/2).
Dalam tausiyahnya, beliau menekankan bahwa Ramadan adalah bulan penuh keberkahan, ampunan, dan kebahagiaan bagi umat Islam. Momen ini bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan hati kepada Allah SWT.
“Ini adalah kesempatan yang sangat berharga. Tidak semua saudara kita diberi kesempatan oleh Allah untuk kembali merasakan Ramadan tahun ini. Maka, kita harus benar-benar memanfaatkannya dengan ibadah yang lebih baik dan amal salih yang lebih banyak,” ujarnya.
Fathurrahman juga mengingatkan bahwa kegembiraan dalam menyambut Ramadan merupakan ajaran para sahabat Rasulullah SAW. Mengutip pendapat Ibn Rajab Al-Hanbali, para sahabat berdoa selama enam bulan sebelum Ramadan agar mereka diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci ini.
“Setelah Ramadan, mereka terus berdoa agar amal ibadah mereka diterima oleh Allah SWT,” katanya.
Lebih lanjut, beliau mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang memiliki harta atau jabatan, melainkan tentang kedekatan kepada Allah. Sebagai contoh, beliau menceritakan pengalamannya mengunjungi Mesir dan melihat jasad Fir’aun yang diawetkan.
“Fir’aun adalah penguasa yang paling kaya dan berkuasa, bahkan mengaku sebagai Tuhan. Namun, apa akhirnya? Dia tenggelam dan jasadnya hanya menjadi tontonan di museum. Apalah artinya kekayaan jika akhirnya tidak membawa kebahagiaan sejati?” katanya.
Dalam ceramahnya, ia juga menyoroti makna puasa yang lebih dari sekadar menahan lapar dan haus. Beliau juga menekankan bahwa puasa dapat menyehatkan tubuh dan membantu manusia lebih disiplin dalam menjaga pola hidup.
“Puasa adalah latihan untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda bahwa jika seseorang tidak mampu meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh puasanya,” tegasnya.
Selain kajian, Masjid Al Mushannif juga mengadakan berbagai program sosial selama Ramadan, seperti santunan untuk anak yatim dan bantuan bagi jemaah yang membutuhkan. KH. Fathurrahman mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam kebaikan ini.
“Ramadan bukan hanya tentang ibadah pribadi, tetapi juga tentang kepedulian sosial. Semoga keberkahan Ramadan ini dapat dirasakan oleh kita semua,” pungkasnya.