MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni menjadi keynote speech di pembukaan Kajian Ramadan 1446 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim pada Sabtu (8/3) di Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA).
Syafiq yang merupakan putra daerah Lamongan mengapresiasi diselenggarakannya Kajian Ramadan 1446 H ini. Terlebih dalam pembukaan juga diadakan launching 19 buku karya kader-kader Muhammadiyah yang berasal dari Jawa Timur.
“Kita semua mensyukuri launching buku ini, yang itu menandakan budaya literasi yang sangat kuat yang ditujukan untuk masyarakat dan bangsa,” ungkapnya.
Membangun Indonesia menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, kata Syafiq merupakan usaha yang tidak ditawar lagi di Muhammadiyah. Jika ada peluang maka umat Islam harus membantu mewujudkan Negara Indonesia yang baik dan penuh ampunan Allah.
Baldah Thayyibah bisa dijadikan sebagai visi kenegaraan yang harus dituju, yang meskipun belum bisa diwujudkan sekarang. Akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah proses supaya semakin hari semakin mendekat ke cita-cita ideal tersebut, bukan sebaliknya semakin menjauh dari visi ideal itu.
Syafiq menjelaskan, baldah thayyibah merupakan state of becoming yaitu suatu keadaan yang terus menjadi lebih baik, lebih ideal. Baldah thayyibah bukan suatu yang state of being yaitu suatu yang ada, kongkrit, berhenti dan stagnan.
“Sehingga kalau kita bertanya, apakah Indonesia sudah mendekati visi itu atau tidak? Maka kalau semakin mendekati berarti kita berhasil menuju baldah thayyibah. Tapi kalau semakin menjauh berarti kita menuju baldah sayyiah,” tuturnya.
Di sisi yang lain, Ketua PWM Jatim, dr. Sukadono menjelaskan tema Kajian Ramadan 1446 PWM Jatim “Baldah Thayyibah: Refleksi untuk Negeri”, dr. Suko menyampaikan setidaknya ada lima syarat untuk menjadi negeri yang baik.
Kelima syarat itu adalah masyarakatnya harus ikhlas beribadah kepada Allah, akhlak para pemimpin selalu terjaga, pemimpin yang mampu menjaga amanah, menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat, dan bagi pemimpin yang buruk sudah semestinya melakukan taubatan nasuha.
“Tanpa kelima syarat itu, akan sulit terwujud baldah thayyibah,” kata dr. Sukadiono.
dr. Sukadiono juga menyampaikan apresiasi kepada tuan rumah, yaitu UMLA yang berhasil membangun Dome UMLA yang mulai dibangun sejak bulan Oktober 2024 lalu, dan sudah bisa digunakan pada Kajian Ramadan 1446 H ini.
Sementara itu, Rektor UML, dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat menyampaikan terima kasih atas penunjukkan PWM Jatim ke UMLA untuk menjadi tuan rumah Kajian Ramadan 1446 H. Penunjukkan itu memacu semangat UMLA untuk segera menyelesaikan Dome UMLA.
Tentang Dome UMLA, dr. Abdul Aziz menjelaskan, keberadaannya tidak sebatas fisik tetapi juga sebagai penunjang sarana dakwah Persyarikatan Muhammadiyah, menjadi ruang pelengkap sarana dan prasarana untuk mahasiswa, serta sebagai tempat berputarnya ekonomi ke depan.