MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Berkenaan dengan dengan hasil Tanwir I ‘Aisyiyah tentang isu perempuan dan anak, Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah melalui Lembaga Penelitian & Pengembangan (LPPA) selenggarakan ‘Aisyiyah Update #6 pada Sabtu, (8/3) dengan tema “Manhaj Tarjih dan Isu-Isu Perempuan”.
“Ketokohan dan model pergerakan ‘Aisyiyah sejak awal merupakan sebuah hal yang didasari dan didukung oleh sebuah keyakinan, basis nilai dan juga sebuah kepentingan bagi individu perempuan,” hal tersebut disampaikan oleh Ketua PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini pada sambutan pengantarnya.
Pada acara yang juga bertepatan dengan hari perempuan internasional, Noordjannah turut menyampaikan bagaimana organisasi perempuan ini dapat terus maju dengan berkiblat pada Al Quran dan Hadist.
“Ketika dikaitkan dengan hari perempuan internasional, maka sudah sewajarnya untuk kita menampilkan diri menjadi lebih maju (berkemajuan) dimana dasar eksistensinya berdasarkan Al Quran dan Hadist,” imbuhnya.
Maka dari itu, Noordjannah turut menyoroti bagaimana LPPA ‘Aisyiyah dapat berperan penting dalam menghadapi segala tantangan didepan.
“LPPA merupakan lembaga yang menjadi organ ‘Aisyiyah yang sangat penting. Kita bisa menjalankan aktifitas kita melalui LPPA ini dengan keluwesan dan keluasan,” ujarnya.
Sinergitas dan Upaya Akselerasi ‘Aisyiyah Dalam Gerakan Perempuan Berkemajuan
Berdasakan pada keputusan Tanwir tentang isu perempuan dan anak, maka pandangan terkait hal tersebut sudah sangat jelas namun perlu untuk terus dikuatkan. Upaya-upaya untuk terus bersinergi diyakini oleh Noordjannah sebagai upaya yang penting dimana dalam aktualisasinya hal tersebut dapat melintas dengan luas.
“Mudah-mudahan kita bisa untuk terus menggerakkan ‘Aisyiyah ini, filosofis landasan nilai yang akan kita dalami ini dapat menjadi sebuah pisau atau kekuatan bagi kita semuanya untuk bersama-sama menggerakkan ‘Aisyiyah,” ungkapnya.
Sementara Ketua LPPA PP ‘Aisyiyah, Siti Syamsiyatun menambahkan bahwa dalam upaya memperkuat gerakan di ‘Aisyiyah, maka perlu adanya akselerasi.
“Bertepatan dengan hari perempuan internasional, gerakan untuk pemberdayaan perempuan ini perlu dipercepat dan diperkuat utamanya nanti di area yang masih tertinggal dan kini ‘Aisyiyah sudah berani memasuki isu-isu yang dianggap sensitif, banyak orang yang belum berani memasuki perdebatan yang mendalam tersebut dan Alhamdulillah ‘Aisyiyah sudah berani menghadapinya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Siti juga setuju bahwa upaya sinergitas perlu diperkuat. Maka dari itu, partisipasi dari para ‘Aisyiyah di daerah-daerah perlu ditingkatkan.
Isu tentang perempuan dan anak sudah diangkat di sidang tanwir dan kini kami ingin berbagi pada teman-teman semua supaya ini menjadi bekal kita. Diharapkan partisipasi dari teman-teman di daerah dapat terus ditingkatkan,” imbuh Siti. (bhisma)