Rabu, 9 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Semakin Menderita, Semakin Beriman?

by ilham
4 bulan ago
in Artikel, Berita
Reading Time: 5 mins read
A A
Semakin Menderita, Semakin Beriman?

Imron Rivaldi baru saja nonton potongan video TikTok yang membuat hatinya bergetar. Seorang ibu mengenakan mukena lengkap tengah salat di dalam gerbong kereta. Gerakannya sempurna, rukuk, sujud, dan duduk di antara dua sujud dilakukan dengan khusyuk, meskipun tubuhnya harus menjaga keseimbangan di antara guncangan rel.

Di kolom komentar, perdebatan sengit terjadi. Ada yang mengagumi keteguhan sang ibu. “MasyaAllah tabarakallah, istiqamah sekali!” tulis seorang netizen penuh haru.

Ada pula yang merasa tindakan itu berlebihan. “Ya Allah, ini sih maksa, gimana kalau kereta ngerem mendadak?” balas yang lain.

Namun, pujian tampaknya lebih mendominasi. “Bahkan dalam perjalanan pun tetap menjaga salatnya. Semoga Allah merahmati,” komentar akun lain dengan emotikon tangan menengadah.

MateriTerkait

Bolehkah Zakat Mal Dialihkan untuk Kepentingan Sekolah dan Masjid?

UMS dan PCIM Turki Kolaborasi Angkat Isu Digitalisasi Ekonomi Syariah di Forum Internasional

Haedar Nashir Akan Terima Penghargaan Bintang Legiun Veteran RI

Saat Imron menggulir ke video berikutnya, ia menemukan sebuah ceramah yang seakan memberikan justifikasi teologis bagi tindakan si ibu tadi. Sang penceramah berkata dengan penuh semangat, “Di mana pun kita tinggal, jangan sampai tinggalkan ajaran Islam. Gigitlah sunah dengan gigi geraham!”

Imron tertegun. Ah, mungkin itulah maksudnya. Tetap bertahan, tetap teguh, bahkan jika kondisi tidak memungkinkan.

Menggigit sunah dengan gigi geraham. Itu yang dibutuhkan sekarang. Dunia sudah terlalu modern. Teknologi semakin berkembang. Tapi spiritualitas telah lama menghilang. Jiwa yang kosong ini harus diisi dengan ajaran Islam. Dengan laku amal yang lebih total, lebih terasa perjuangannya.

Demi menjemput spiritualitas yang hilang itu, Imron memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Barat. Para sufi biasa menjadi musafir untuk mencari kebenaran. Tidak heran bila gambaran umum tentang sosok sufi selalu didominasi oleh lelaki tua lusuh dengan pakaian compang-camping.

Namun, Imron tidak seberani para sufi agung adihulung. Ia hanya dalam perjalanan pulang kampung.

“Aku cabut dulu, ya,” kat Imron pamit.

“Mau ke mana?” tanya Malik Senja Ramadan, teman kosnya.

“Mencari spiritualitas yang hilang akibat modernisasi,” jawab Imron.

“Sedaaap!”

Pukul 13:15 WIB Imron sudah duduk di Kereta. Dari kosannya di Yogyakarta, Imron sengaja tidak sahur. Biar puasanya benar-benar terasa. Ia bahkan menolak tawaran penumpang lain berupa roti isi.

“Nggak, biar puasanya lebih afdal,” jawabnya mantap.

Sepanjang perjalanan, Imron menahan diri. Tidak makan, tidak minum, tidak tertawa. Berpuasa sepenuh hati. Ia ingin benar-benar merasakan derita ini, meresapi rasa haus, lapar, dan lemas sebagai wujud ketulusan.

Seorang penjual minuman dan kudapan ringan yang lewat menawarinya air mineral, tapi ia menolak dengan senyum getir. “Terima kasih, Pak. Saya masih kuat,” katanya, meskipun tenggorokannya mulai terasa seperti padang pasir di siang bolong.

Begitu azan ashar berkumandang, Imron bergegas ke toilet untuk berwudu. Ia membasuh wajahnya perlahan, kemudian tangan dan rambut. Saat tiba di bagian kaki, Imron mulai merasa ini bukan lagi wudhu biasa, tapi ujian ketangkasan. Ia mencoba mengangkat kakinya ke wastafel, tapi ternyata terlalu tinggi. Akhirnya, matanya tertuju pada bidet shower. Dengan sedikit keraguan, ia meraihnya, menekan pelatuknya perlahan, lalu… syuuut! Air menyemprot terlalu deras, membuat celananya basah.

Di perbatasan antar gerbong ada sedikit ruang kosong. Dengan celana yang basah itu Imron menggelar sajadah kecil yang selalu dibawanya. Ia berdiri tegap, mengangkat tangan, dan bertakbir. Kereta masih melaju, sedikit oleng ke kanan dan kiri, membuat tubuhnya harus berjuang menjaga keseimbangan. Tapi itu tidak masalah. Justru di situlah letak heroiknya. Di situlah letak nikmatnya beribadah di tengah keterbatasan.

Salat seperti ini terasa begitu mengharukan. Ia membayangkan dirinya sebagai seorang hamba yang tak menyerah. Ia membayangkan kisah para ulama terdahulu yang beribadah di tengah penderitaan. Ia merasa sedang menapaki jalan sufistik yang intim dan personal hanya menghamba kepada Sang Khalik.

Tubuhnya bergoyang, tapi Imron tetap tegak. Awalnya, salat ini terasa istimewa. Ia merasa seolah sedang menjalani ibadah yang penuh perjuangan.

Namun, seiring waktu, tubuhnya mulai melemah. Gerakannya semakin goyah. Saat rukuk, kepalanya terasa ringan, hampir melayang. Ketika sujud, perutnya mulai bergejolak, seperti ada sesuatu yang naik ke tenggorokan. Ia menelan ludah, mencoba mengabaikan rasa mual yang mulai menyerang.

Di rakaat terakhir, tubuhnya semakin limbung. Saat duduk tasyahud, pandangannya sedikit berkunang-kunang. Ingin segera mengucapkan salam, tapi ia tetap ingin menyelesaikan salat dengan gerakan yang sempurna. Gigit sunah dengan gigi geraham. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menguatkan diri. Dengan kepayahan, akhirnya ia menyelesaikan empat rakaat penuh tanpa qashar.

Begitu salam terakhir terucap, Imron tetap duduk sebentar. Badannya terasa lemas luar biasa. Lututnya gemetar, kepalanya berat. Tapi ia tetap enggan berbuka. Sudah sejauh ini, tinggal menunggu beberapa jam lagi hingga magrib. Jika ia bertahan sedikit lagi, spiritualitasnya pasti akan semakin ranum.

Namun, tak lama kemudian, perutnya mulai berbunyi. Angin terasa naik ke dada, lalu ke kepala. Dingin menjalar ke seluruh tubuh. Imron menelan ludah lagi, tapi kali ini rasanya berbeda. Kepalanya mulai pening, tubuhnya menggigil. Ia menelan perjuangan ini mentah-mentah. Dan akhirnya, tanpa bisa ditolak lagi—Imron masuk angin.

Imron mencoba berdiri, tapi tubuhnya terasa semakin lemas. Kepalanya berdenyut pelan, perutnya kembung, dan dingin mulai menjalar ke punggungnya. Seorang ibu paruh baya yang duduk tak jauh darinya memperhatikannya dengan cemas.

“Nak, kamu nggak apa-apa?” tanyanya lembut.

Imron mengangkat wajah dengan senyum pias. “Iya, Bu. Saya baik-baik saja,” jawabnya, meski bibirnya terasa kering.

Sang ibu membuka termos kecil dan menuangkan air hangat ke dalam tutupnya. “Minum ini dulu, Nak. Badanmu kelihatan lemah.”

Imron menatap air hangat itu sejenak. Uapnya mengepul, seakan mengundang tenggorokannya yang kering untuk menyerah. Tapi ia menahan diri.

“Terima kasih, Bu. Saya masih kuat,” katanya, berusaha tersenyum. Imron menelan ludah. Perutnya seperti menjerit meminta belas kasihan. Tapi ia menggeleng mantap. ” Saya sedang puasa.”

Sang ibu mengerutkan dahi. “Tapi kamu kelihatan nggak enak badan. Buka saja dulu, Nak.”

Imron menggeleng sekali lagi, lebih kuat. “Tidak, Bu. Saya harus bertahan. Spiritualitas hanya bisa diraih dengan penderitaan,” ucapnya dalam hati.

Bapak di sampingnya menatap sinis, sok-sokan banget lu bocah…

Pukul 21:34 WIB kereta berhenti lalu dijemput.

Imron akhirnya sampai di kampung halaman, di Garut, menghabiskan beberapa hari dalam kondisi tubuh yang kurang fit. Masuk angin yang ia derita di perjalanan tidak langsung sembuh, bahkan sempat membuatnya demam. Namun, ia tetap merasa puas. Ia meyakini bahwa penderitaan yang ia alami akan berbuah spiritualitas yang lebih dalam.

Hari-hari berlalu, dan Ramadan terus berjalan. Suatu malam, setelah salat tarawih di masjid dekat rumah, Imron duduk santai di teras sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Udara dingin, suasana tenang, dan perutnya sudah terisi makanan berbuka yang cukup.

Ia meraih ponselnya dan mulai menggulir layar. Sampai akhirnya, sebuah potongan video muncul di berandanya. Video itu menampilkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Syamsul Anwar.

“Islam tidak mengajarkan pencapaian prestasi spiritual melalui penderitaan,” ujar beliau dengan suara tenang.

Imron menyimak lebih serius.

“Agama tidak menghendaki penderitaan. Dalam Islam, tidak ada pararelisme antara tingkat penderitaan dengan tingkat pahala yang besar. Islam tidak menilai besar kecilnya pahala dari tingkat penderitaan seseorang.”

Imron terdiam. Ia mengulang video itu sekali lagi, memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

“Memang pelaksanaan kewajiban agama itu ada yang menyukarkan, namun kesukarannya berada dalam kewajaran manusiawi. Apabila terdapat kesukaran yang di luar batas manusiawi, maka terdapat kaidah-kaidah dan asas-asas yang memayungi dan memberi kita keringanan,” ujar Syamsul Anwar.

Pikiran-pikiran yang semula ia yakini mulai bergeser. Imron ingat bagaimana ia sengaja menolak sahur, berwudhu dengan kepayahan di gerbong, menolak berbuka walau tubuhnya lemas, bahkan tetap memaksakan salat sempurna dalam kondisi hampir pingsan. Ia merasa dirinya telah melakukan sesuatu yang besar, sesuatu yang mendekatkannya kepada Allah. Tapi benarkah itu yang diajarkan Islam?

Malam itu, Imron bersandar pada kursinya. Angin malam menerpa wajahnya dengan lembut. Kali ini, ia tidak melawannya. Ia membiarkan dirinya menikmati momen itu, tanpa beban, tanpa penyiksaan diri, dan menghubungkan semua ini dengan kebesaran Allah.

Tidak membenamkan diri pada penderitaan, mungkin inilah spiritualitas yang sesungguhnya.

#KontrakanImron

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Mengapa Ramadan Disebut sebagai Bulan Al-Qur’an?

Next Post

Tingkatkan Jumlah Mahasiswa, PTMA Diminta Manfaatkan Jaringan Persyarikatan

Baca Juga

Bolehkah Zakat Mal Dialihkan untuk Kepentingan Sekolah dan Masjid?
Artikel

Bolehkah Zakat Mal Dialihkan untuk Kepentingan Sekolah dan Masjid?

09/07/2025
UMS dan PCIM Turki Kolaborasi Angkat Isu Digitalisasi Ekonomi Syariah di Forum Internasional
Berita

UMS dan PCIM Turki Kolaborasi Angkat Isu Digitalisasi Ekonomi Syariah di Forum Internasional

09/07/2025
Haedar Nashir: Kebudayaan Harus Dibangkitkan sebagai Transformasi Nilai
Berita

Haedar Nashir Akan Terima Penghargaan Bintang Legiun Veteran RI

09/07/2025
Sekolah Muhammadiyah Menjadi Institusi Pendidikan Swasta Terbanyak Menampung Guru dan Murid di Indonesia
Berita

Kiprah Muhammadiyah Mencerahkan Bangsa Tak Memandang Latar Belakang Agama

09/07/2025
Next Post
Tingkatkan Jumlah Mahasiswa, PTMA Diminta Manfaatkan Jaringan Persyarikatan

Tingkatkan Jumlah Mahasiswa, PTMA Diminta Manfaatkan Jaringan Persyarikatan

Puasa Ramadan Telah Berakhir, Puasa Syawal Siap Dimulai

Puasa Melatih Kesabaran Menuju Takwa

Muhammadiyah dan Bank Danamon Syariah Kerjasama Kembangkan Ekonomi Umat

Muhammadiyah dan Bank Danamon Syariah Kerjasama Kembangkan Ekonomi Umat

BERITA POPULER

  • Fungsionalisasi Islam untuk Membangun Tatanan Peradaban Lebih Baik

    Mazhab Hukum yang Dianut Muhammadiyah Adalah Mazhab Profetik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kalender Hijriah Global Tunggal: Langkah Bersejarah Muhammadiyah untuk Persatuan Umat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijrah Bagi Warga Muhammadiyah sesuai Hadis dan Al Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Resmi Hadir di Papua Selatan, Siap Berkolaborasi Bangun Daerah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.