MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman menyampaikan makna surah Al-Qasas ayat 77 yang mengajarkan pentingnya mempersiapkan bekal untuk akhirat tanpa melupakan kehidupan dunia.
Dalam penjelasannya, Agus mempertanyakan mengapa perintah dalam ayat tersebut mengutamakan bekal untuk kehidupan akhirat dibandingkan kebahagiaan di dunia? Menurutnya, hal ini karena kehidupan akhirat bersifat kekal, sedangkan dunia hanya sementara. Oleh karena itu, mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat menjadi prioritas utama.
“Sehebat apapun kita merencanakan kehidupan di dunia, begitu Allah memanggil, semua itu selesai. Dan jika kita tidak mempersiapkan bekal untuk akhirat, itu adalah kerugian yang maha rugi,” tegasnya pada Sabtu (22/3) dalam Khutbah Jelang Tarawih di Masjid Syuhada Yogyakarta.
Agus juga menekankan bahwa meskipun akhirat menjadi prioritas utama, umat Islam tetap tidak boleh melupakan kehidupan di dunia. Menurutnya, semua aktivitas di dunia yang dilakukan dengan spirit iman dan amal saleh akan menjadi bekal untuk kebahagiaan di akhirat.
Ia juga menyebutkan bahwa dalam Surah tersebut, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk berbuat baik sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepada mereka (umat manusia). Anugerah berupa kesehatan, kekayaan, dan teman yang baik seharusnya dijadikan modal untuk beramal saleh.
“Kalau seorang diberi kenikmatan tapi tidak menjadikannya semakin baik dan taat kepada Allah, maka anugerah itu telah berubah menjadi bencana,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa Islam melarang perbuatan kerusakan di muka bumi. Mengutip ayat yang sama, ia menyebutkan bahwa Allah tidak menyukai kerusakan. Oleh karena itu, seorang Muslim sejati tidak seharusnya membuat kerusuhan atau teror, tetapi justru menjaga kebaikan di muka bumi.
Mengakhiri ceramahnya, Agus menegaskan bahwa pengamalan ajaran agama yang baik harus diwujudkan melalui akhlak mulia dan perbuatan positif. Ia mengimbau agar seluruh umat Islam senantiasa mengarahkan setiap aktivitas duniawi menjadi bekal yang bermanfaat dalam mencapai kebahagiaan sejati di akhirat kelak. (ain)
