MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Masifkan Manhaj Tarjih ke lapisan warga Muhammadiyah, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal dorong pengintegrasian ulama dan mubalig Muhammadiyah yang siap menjawab pertanyaan keagamaan secara realtime.
Menurutnya, ini adalah solusi atas problem yang dihadapi saat ini, di mana banyak kader Muhammadiyah yang memiliki keilmuan tinggi tetapi tidak selalu bisa diakses oleh masyarakat umum.
“Saat ini, jika ada masyarakat yang ingin bertanya soal agama, kepada siapa mereka harus bertanya? Tidak semua dosen FAI memiliki waktu untuk melayani pertanyaan umat secara langsung,” katanya pada (16/3) di Institut Tabligh Muhammadiyah, Kasihan, Kabupaten Bantul.
Oleh karena itu, Fathurrahman Kamal menawarkan gagasan sistem umana’ tarjih dan tabligh—yakni sekelompok ulama Muhammadiyah yang tersebar di berbagai wilayah dan siap menjawab pertanyaan keagamaan umat secara real-time.
Menurutnya, ini adalah solusi atas problem yang dihadapi saat ini, di mana banyak kader Muhammadiyah yang memiliki keilmuan tinggi tetapi tidak selalu bisa diakses oleh masyarakat umum.
“Kami sedang melakukan kaderisasi. Saat ini ada 41 orang, dan lebih dari 50 persen di antaranya sudah menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Qur’an. Mereka punya kapasitas, tetapi perlu disiapkan agar bisa berperan lebih besar dalam memberikan bimbingan keagamaan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dengan sistem tarjih dan tabligh yang lebih responsif dan berbasis pada keilmuan yang kokoh, Muhammadiyah diharapkan dapat semakin mengokohkan perannya dalam membimbing umat menuju pemahaman Islam yang lebih washatiyah, ilmiah, dan kontekstual.