Senin, 18 Agustus 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
Home Artikel

Mengkhatamkan Al Quran adalah Jalan Ninjaku!

by ilham
5 bulan ago
in Artikel, Berita
Reading Time: 4 mins read
A A
Mengkhatamkan Al Quran adalah Jalan Ninjaku!

Di tengah siang yang terik, Imron Rivaldi duduk bersila di atas tikar pandan di kamar kosnya yang sederhana. Kipas angin tua di sudut ruangan berderit pelan, berusaha menyejukkan udara yang terasa pengap. Di layar televisi kecil, acara Hafiz Indonesia sedang berlangsung.

Anak-anak kecil dengan gamis rapi dan peci warna-warni tampil satu per satu, melantunkan ayat-ayat Al Quran dengan suara merdu dan tartil. Ada yang baru berusia tujuh tahun, ada pula yang masih kelas tiga SD, tapi hafalan mereka sudah mencapai belasan juz.

Imron menatap layar dengan mata terpana. “Kok bisa ya, bocah-bocah belum baligh ini menghafal Al Quran? Bacaan mereka bagus lagi,” gumamnya dalam hati, setengah kagum, setengah minder.

Ia memandangi seorang peserta cilik yang sedang melantunkan Surat Ar-Rahman dengan penuh penghayatan. Anak itu bahkan tak perlu membuka mushaf, matanya hanya menatap lurus ke depan, seolah ayat-ayat itu sudah menjadi bagian dari napasnya.

MateriTerkait

Apakah Bid‘ah Hasanah Itu Ada? Begini Pandangan Muhammadiyah

Jenderal Soedirman: Kader Muhammadiyah yang Menyala di Arena Kebangsaan

Darah Muda, Denyut Kedaulatan

Imron lalu termenung, tatapannya kosong menembus layar televisi.

Selama ini, ia merasa dirinya cukup “berilmu” soal Al Quran. Di kampus, ia dikenal sebagai mahasiswa yang vokal dalam diskusi-diskusi keislaman. Ia sibuk mengunyah teori-teori rumit seperti hermeneutika, berjam-jam membaca buku tentang pendekatan tafsir kontemporer, atau asyik berdebat dengan teman-temannya di kelompok studi.

“Apakah makna Al Quran itu inheren dalam teksnya, atau justru dibentuk oleh komunitas mufasir di masa klasik?” tanya Imron suatu kali dalam sebuah diskusi. Pertanyaannya ini membuat beberapa temannya mengangguk setuju, sementara yang lain hanya memutar bola mata.

Tapi tiap kali ia melontarkan sesuatu yang membuat teman-temannya tak paham, ia merasa puas dan bangga, seolah dialah yang paling mendalam memahami Al Quran.

Imron juga pernah menghabiskan malam-malam panjang mengkaji sejarah kodifikasi Al Quran. Bagaimana mushaf Utsmani disusun, bagaimana varian qiraat muncul, dan bagaimana para ulama berdebat soal harakat dan tanda baca. Semua itu membuatnya merasa pintar, merasa “lebih” dari orang lain yang sekadar membaca Al Quran tanpa bertanya-tanya.

Tapi kini, melihat anak-anak kecil di televisi itu, Imron merasa seperti ditampar. “Aku ini apa, sih? Sibuk ngomongin Al Quran, pakai teori-teori njlimet tapi hafalanku cuma stuck di Juz Amma,” pikirnya.

Imron tiba-tiba teringat perkataan dosennya dulu: “Ngaji itu bukan cuma di otak, tapi di hati. Tempatkan Al-Quran sebagai bagian dari aktivitas harian kita.” Saat itu, ia cuma nyengir sinis, menganggap kalimat itu terlalu klise. Tapi sekarang, kalimat itu terasa seperti pukulan telak.

Belajar mendalami Al-Quran memang pelu tapi juga perlu ditopang dengan hal-hal yang lebih mendasar. Jika tidak bisa menghafal, jadilah pembaca Al Quran yang gigih.

Pergolakan batin Imron makin menjadi-jadi. Di satu sisi, ia merasa bersalah. Ramadan sudah lebih dari separuh jalan, tapi ia belum juga membuat kemajuan berarti dalam membaca Al Quran. Ia teringat janji yang pernah ia buat di awal Ramadan: “Minimal khatam sekali lah.” Tapi di sisi lain, ia juga takut gagal lagi. “Kalau aku mulai sekarang, apa iya bisa selesai?”

Lalu, kenangan masa kecil Imron menyelinap. Dulu, saat masih SD, ia pernah mengkhatamkan Al Quran bersama guru ngajinya di kampung. Ia masih ingat betul betapa senangnya ia saat itu, ibunya memasak nasi kuning untuk selamatan kecil-kecilan. Tapi sejak kuliah, ia malah tak pernah lagi khatam dari Al-Fatihah hingga An-Nas.

Imron lalu melirik mushaf tua yang tergeletak di atas meja kecilnya, penuh debu di sampulnya. Sudah dua minggu lebih Ramadan berjalan, tapi Imron masih berkutat di Juz 7, tepatnya di Surat Al-A’raf ayat 50-an. Ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali membukanya.

Setiap kali berniat membaca, selalu ada saja alasannya: capek habis kuliah, tugas numpuk, atau malah ketiduran gara-gara scroll TikTok dan X sampai tengah malam. Ia bahkan pernah membuka Al Quran hanya untuk buat story di Instagram, berpose dengan mushaf di tangan sambil menulis caption “Bismillah, target Ramadan,” padahal setelah itu ia langsung lanjut nonton video makanan jalanan di India.

Dari Juz 7 itu, Imron memutuskan untuk mengkhatamkan Al Quran sebelum Lebaran tiba. Ia menghitung sisa hari—13 hari lagi—dan membagi target: dua setengah juz per hari. Baginya, mengkhatamkan Al Quran di masa-masa kritis ini seperti Ujian Chunin yang penuh rintangan.

“Ini jalan ninjaku,” gumam Imron.

Tapi Imron tahu, musuh terbesarnya bukan waktu, melainkan ponsel di tangannya. Maka, ia memutuskan untuk digital detox alias puasa bermain hape. Mungkin dengan cara ini ia bisa terbebas dari yang namanya candu bersosial media.

Malam itu, Imron mengunci ponselnya di laci meja, kuncinya ia sembunyikan di dalam kaleng biskuit Khong Guan kosomg yang sudah berdebu. “Biar aman dari godaan,” pikirnya bangga.

Tapi tak sampai satu jam, tangannya sudah gatal. “Cuma cek notif bentar,” katanya pada diri sendiri, lalu berakhir membongkar kaleng biskuit itu dengan panik seperti pencuri amatiran. Kunci ketemu, ponsel dibuka, dan tiba-tiba ia sudah asyik nonton thread X tentang “10 Teori Konspirasi Paling Absurd.”

Besoknya, Imron coba cara lain yang lebih radikal: menitipkan hapenya ke bapak kos. Ia datang dengan wajah serius, lalu menyerahkan senjata berbahaya tersebut ke bapak kos.

“Pak, tolong simpen hape saya selama 14 hari. Kalau saya minta balik sebelum waktunya, Bapak boleh ambil hapenya,” kata Imron yang sedang membuat perjanjian hidup-mati.

“Yakin, Mron? Nanti nangis minta balik loh.”

Respon Imron cuman mengangguk.

Hari pertama tanpa hape terasa seperti neraka. Imron mondar-mandir di kamar, matanya melirik ke laci kosong tempat hapenya biasa tergeletak. Ia buru-buru membuka mushaf dan membaca dengan fokus, meski tangannya reflek mencari ponsel yang tak ada.

Hari kedua, ia mulai gelisah. Hari ketiga, Imron sakau parah. Ia duduk di sudut kamar, memeluk bantal sambil bergumam, “Aku kangen notif… aku kangen scroll…” seperti pecandu yang kehilangan dosis. Hari keempat, ia pasrah. “Ya Tuhan, kalau ini bukan jalan ninja, ambil aja nyawaku,” katanya sambil membuka mushaf dengan tangan gemetar.

Tapi lama-kelamaan, strategi ini berhasil. Dengan tekad yang kuat, ia terbebas dari kecanduan. Tanpa distraksi ponsel, Imron mulai menikmati ritme membaca Al Quran. Ia membuat jadwal ketat: satu juz setelah subuh, setengah juz setelah dzuhur sambil nunggu adzan ashar, dan sisanya malam hari.

Tanggal 28 Ramadan, Imron sudah khatam Al-Quran. 30 Juz. Syukur Alhamdulilah. Ia bergegas balik ke bapak kos dengan wajah sumringah. Ia harus mudik besok, Lebaran tinggal dua hari lagi, dan butuh hapenya untuk pesan tiket bus online karena kereta menuju Garut sudah habis.

“Pak, saya mau ngambil hape, udah selesai misinya!” katanya penuh percaya diri.

“Loh, ini kan baru hari kedubelas! Perjanjiannya 14 hari, Mron.”

Imron akhirnya menangis di pojokan, meratapi nasibnya.

“Dasar ninja abal-abal,” kata bapak kos sambil menyerahkan hape Imron.

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Abdul Mu’ti Beberkan Penerapan Wasathiyah dalam Zakat dan Kebijakan Publik

Next Post

Kiai Saad Ibrahim Paparkan Sejarah Peringatan Nuzulul Quran

Baca Juga

Enam Amalan yang Terkait Erat dengan Arah Kiblat
Artikel

Apakah Bid‘ah Hasanah Itu Ada? Begini Pandangan Muhammadiyah

18/08/2025
Presiden Prabowo Sebut Panglima TNI Pertama adalah Seorang Guru, Siapakah Dia?
Berita

Jenderal Soedirman: Kader Muhammadiyah yang Menyala di Arena Kebangsaan

18/08/2025
Nasionalisme dalam Pandangan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah
Artikel

Darah Muda, Denyut Kedaulatan

18/08/2025
Pelatihan Reputasi Organisasi Digital Ditutup, Diharapkan Berdampak Perbaikan Komunikasi Muhammadiyah
Berita

Pelatihan Reputasi Organisasi Digital Ditutup, Diharapkan Berdampak Perbaikan Komunikasi Muhammadiyah

18/08/2025
Next Post
Kiai Saad Ibrahim Paparkan Sejarah Peringatan Nuzulul Quran

Kiai Saad Ibrahim Paparkan Sejarah Peringatan Nuzulul Quran

Turunnya Al Quran: Lailatul Qadar atau Nuzul Al Quran?

Jika Alquran Turun di Lailatul Qadar, Lantas Kenapa Nuzulul Quran Diperingati Tanggal 17 Ramadan?

Tujuh Alasan Mengapa Al Quran Diturunkan secara Bertahap

Bulan Ramadan dan Kisah Turunnya Al-Qur’an

BERITA POPULER

  • Tujuh Alasan Mengapa Al Quran Diturunkan secara Bertahap

    Empat Tahapan Interaksi yang Baik dengan Al-Qur’an: Pelajaran dari KH. Ahmad Dahlan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Leptospirosis Merebak, Dosen Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta Berikan Tips Cara Mencegah dan Menanganinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perguruan Tinggi Muhammadiyah Baru di Bojonegoro Siap Cetak Generasi Technopreneur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kementerian PU RI Bersinergi dengan Muhammadiyah Bangun Pondasi Negeri yang Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Kampung Bersejarah yang Menjadi Titik Lahir dan Perkembangan Muhammadiyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Groundbreaking TK ABA ‘Aisyiyah Ketenong, Wamen Fajar: Langkah Awal Menuju Generasi Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Alasan PP Muhammadiyah Tetapkan Medan sebagai Tuan Rumah Muktamar ke-49

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Ittiḥād al-Maṭāliʿ adalah Pendapat Jumhur Ulama dalam Penetapan Kalender Hijriah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Haedar Nashir: Ideologi Muhammadiyah Berakar pada Worldview Islam yang Khas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.