MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN – Di Kajian Ramadan 1446 H yang diadakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim), Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim menyebut Indonesia merupakan potongan surga yang diletakkan di bumi.
Hal itu disampaikan Kiai Saad Ibrahim mengutip pendapat salah seorang mufassir dari Mesir ketika berkunjung ke Indonesia pada 1960 an. Pernyataan tersebut menggambarkan betapa baik dan indahnya fisik atau bumi Indonesia.
Maka mengulik tema Kajian Ramadan 1446 H PWM Jatim “Baldah Thayyibah: Refleksi untuk Negeri” pada (8/3) di Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA), secara definitif baldah thayyibah Indonesia sudah terjadi dan nampak.
“Maka secara fisikly, Indonesia itu sudah pada konteks baldah thayyibah (negeri yang baik),” ungkap Kiai Saad.
Dalam konteks baldah thayyibah, kata Kiai Saad, tidak hanya Indonesia yang bisa mendapat predikat tersebut. Sebab banyak negara-negara lain yang memiliki fisik atau keadaan geografis yang mirip dengan Indonesia – baldah thayyibah.
Namun menurutnya sebuah negara tidak cukup hanya baik dalam konteks fisik – yang muaranya hanya pada keduniaan.
Melainkan negara juga harus baik secara dunia dan akhirat. Oleh karena itu tidak cukup hanya sampai baldah thayyibah, tapi harus dilanjutkan dengan wa rabbun ghafur (yang penuh ampunan Allah SWT).
Dengan demikian, kepemimpinan di Indonesia menurutnya tidak bisa hanya mengejar pembangunan fisik maupun mempertahankan keindahan geografis Indonesia yang memang sudah given ini.
Hematnya, kepemimpinan di Indonesia selain membangun fisik juga membangun din atau agama untuk akhirat. Pada titik ekstrim yang lain, Kiai Saad mengingatkan supaya jangan sampai kondisi geografis yang baik ini menjadikan Indonesia negara yang diazab.
Maka ketika Indonesia sudah masuk kategori baldah thayyibah, saat ini tugas bangsa Indonesia adalah bagaimana melanjutkan mencari maghfirah. Sehingga menjadi negeri yang baik dan penuh ampunan Allah SWT.
Kiai Saad kembali mengingatkan jangan sampai Indonesia ini menjadi seperti negeri Saba’, yang sudah masuk kategori baldah thayyibah namun karena mengabaikan ketaatan kepada Allah SWT menjadi rusak dan porak poranda.