MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menekankan pentingnya berbuat baik kepada sesama.
Hal ini ia sampaikan dalam peringatan Nuzulul Quran 1446 H yang mengangkat tema “Al-Quran dan Pembentukan Karakter Unggul Bangsa”.
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia pada Senin (17/3) ini turut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti.
“Sebagaimana kita pahami bersama, bulan Ramadan adalah bulan yang mendorong kita untuk semakin giat berbuat kebaikan kepada sesama. Kita meyakini bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan sejatinya kembali kepada diri kita sendiri,” ujar Brian dalam membuka ceramahnya.
Lebih lanjut, Brian mengutip hadis riwayat Muslim yang berbunyi, “Barang siapa yang memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan di akhirat.” Ia menegaskan bahwa kebaikan memiliki kekuatan luar biasa dalam kehidupan manusia.
“Jika kita menghadapi kesulitan dalam hidup, mungkin kita kurang berbuat baik atau kurang mempermudah urusan orang lain. Oleh karena itu, membantu sesama, termasuk dengan zakat dan sedekah, menjadi amalan yang harus kita mudahkan dan biasakan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Brian juga membagikan kisah inspiratif dari Sulaiman Al Rajhi, pendiri Al Rajhi Bank di Arab Saudi. Ia menceritakan bahwa Al Rajhi berasal dari keluarga miskin dan memiliki kebiasaan mengunjungi para gurunya setiap tahun sebagai bentuk penghormatan.
“Peran guru sangat luar biasa. Amal yang mereka tanamkan melalui ilmu akan terus mengalir. Bayangkan seorang guru yang setiap tahun meluluskan 100 murid, dalam sepuluh tahun ia telah meluluskan 1.000 orang. Jika semua murid itu berbuat baik, maka pahala bagi sang guru akan terus mengalir tanpa putus,” paparnya.
Kisah tentang Al Rajhi ini ia ceitakan karena Al Rajhi merupakan seorang yang semasa kecilnya mengalami kesulitan ekonomi. Salah satu gurunya pernah membantunya dengan memberikan 30 real agar ia dapat mengikuti perjalanan darmawisata sekolah.
Bertahun-tahun kemudian, setelah Al Rajhi sukses, ia membalas kebaikan gurunya tersebut dengan mengunjungi dan mengajaknya makan di restoran mewah, bahkan menghadiahkan sebuah rumah beserta fasilitasnya.
Dari kisah tersebut, Brian menekankan pentingnya berbuat baik dengan tulus dan tidak menghitung-hitung balasannya. “Bagaimana seorang guru berbuat baik dengan ikhlas, dan hasilnya baru ia terima bertahun-tahun kemudian, bahkan ketika ia sudah lupa. Jangan pernah ragu dalam berbuat kebaikan. Allah pasti mencatat dan membalas kebaikan kita, baik di dunia maupun di akhirat,” pesan Brian.
Menutup pemaparannya, Brian berharap kisah ini dapat menjadi pengingat bagi semua orang untuk terus menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. “Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk berbuat kebaikan kepada sesama,” pungkasnya. (bhisma)