الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ اْلـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
Hadirin Jamaah Salat Idulfitri yang dirahmati Allah,
Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, pemimpin orang-orang saleh, kekasih Sang Penguasa Yang Maha Perkasa, pembawa berita gembira dari Yang Maha Pengampun, dan mata air teladan bagi umat manusia. Demikian pula kepada keluarga dan para sahabat yang dimuliakan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Hari ini, kita berkumpul dalam sukacita Idulfitri 1446 H, hari yang menandakan kembalinya kita kepada waktu berbuka puasa. Namun, di balik kegembiraan ini, ada panggilan suci yang harus kita dengarkan dengan hati terbuka, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 1:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji itu.”
Panggilan ini bukan sembarang panggilan. Dalam Al-Qur’an, ketika Allah memulai dengan seruan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا, itu adalah tanda sesuatu yang amat penting akan disampaikan.
Sebagaimana sabda Ibnu Mas’ud, “Jika kamu mendengar Allah berkata, ‘Wahai orang-orang yang beriman,’ maka pasang telingamu baik-baik, karena itu adalah perintah kebaikan atau larangan dari keburukan.”
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk أَوْفُوا—memenuhi janji dengan sempurna, tanpa kekurangan. Dalam kaidah usul fikih dinyatakan bahwa ketika ada perintah, maka hal ini mengindikasikan kewajiban.
Apa yang dimaksud dengan الْعُقُودِ atau janji-janji itu? Menurut syekh tafsir terkemuka, Imam At-Tabari, ada ijma’ bahwa الْعُقُودِ merujuk pada segala bentuk perjanjian atau ikatan.
Lebih lanjut, seorang ahli tafsir dan bahasa Arab terkenal, Ar-Raghib Al-Asfahani menjelaskan bahwa janji-janji ini terbagi menjadi tiga: janji kepada Allah, janji kepada sesama manusia, dan janji kepada diri sendiri.
Pertama, عقد بين الله وبين العبد—janji kita kepada Allah.
Ini adalah ikatan suci antara hamba dan Penciptanya. Allah memerintahkan kita untuk taat kepada-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Contohnya, Allah memerintahkan kita menjaga lingkungan sebagai amanah Ilahi, sebagaimana dalam Surah Ar-Rum ayat 41, bahwa kerusakan di bumi adalah akibat ulah tangan manusia. Lalu, Allah melarang keras korupsi, yang merusak keadilan dan mengkhianati amanah.
Wahai para pejabat, ingatlah! Korupsi adalah pengkhianatan terhadap janji kepada Allah. Harta yang kau ambil dengan curang akan menjadi bara api yang membakarmu di akhirat kelak. Kembalilah kepada Allah, tunaikan amanahmu, dan penuhi janji itu sebelum terlambat!
Kedua, عقد بينه وبين غيره من البشر—janji kepada sesama manusia.
Sebagai makhluk sosial, kita terikat dalam kontrak tak tertulis dengan orang lain. Suami berjanji menafkahi istri, istri berjanji mendampingi suami, tetangga berjanji saling menjaga, dan pedagang berjanji jujur dalam transaksi.
Wahai jamaah, jika kau berutang, segeralah bayar; jika kau berjanji bertemu, tepatilah waktu; jika kau diberi amanah, jangan khianati! Janji ini adalah tali yang mengikat kita dalam harmoni. Jika satu pihak ingkar, runtuhlah kepercayaan, dan hancurlah kebersamaan yang kita junjung di hari fitri ini.
Ketiga, عقد بين العبد ونفسه—janji kepada diri sendiri.
Dalam Islam, ini sering disebut nadzar. Misalnya, seseorang berkata, “Jika aku khatam Al-Qur’an di Ramadan ini, aku akan menyembelih hewan kurban di Idul Adha.” Janji ini wajib dipenuhi, dan jika dilanggar, ada kafarat yang harus dibayar.
Namun, Imam Syafi’i menegaskan bahwa nadzar tidak boleh dalam kemaksiatan. Misalnya, seseorang berkata, “Jika aku puasa penuh tahun ini, aku akan berbuka di hari Idul Fitri.” Ini tidak sah, karena bertentangan dengan syariat. Maka, penuhi janji kepada dirimu dengan kebaikan, bukan dengan dosa.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Hadirin Jamaah Salat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Idul Fitri adalah hari untuk kembali kepada buka puasa. Setelah satu bulan di sekolah Ramadan, kita harus semakin meningkatkan kesetiaan kita memenuhi janji.
Firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 1, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ, adalah panggilan kepada kita semua—panggilan untuk menepati janji kepada Allah dengan ketaatan, kepada sesama dengan kejujuran, dan kepada diri sendiri dengan integritas.
Wahai saudaraku, di hari yang fitri ini, mari kita periksa kembali janji-janji kita. Apakah kita telah menunaikan hak Allah dengan ibadah yang tulus? Apakah kita telah melunasi hak saudara kita dengan silaturahmi dan keadilan? Apakah kita telah setia pada komitmen kepada diri sendiri untuk menjadi hamba yang lebih baik?
Jika ada yang belum terpenuhi, inilah saatnya kita bertaubat dan memperbaiki.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Marilah kita berdoa kepada Allah dengan doa yang tulus.
Berikut adalah doa yang diperpanjang dan disesuaikan dengan isi khutbah “Melunasi Janji kepada Allah, Sesama Manusia, dan Diri Sendiri”:
Ya Allah, Rabb yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami memuji-Mu atas segala nikmat yang telah Engkau limpahkan, terutama nikmat iman, Islam, dan kesempatan merayakan Idul Fitri ini.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami di bulan Ramadan, ampunilah dosa-dosa kami, dan jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa setia memenuhi janji kepada-Mu dengan menaati perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu. Kuatkanlah hati kami untuk menjaga amanah-Mu, melindungi ciptaan-Mu, dan menjauh dari segala bentuk pengkhianatan seperti korupsi yang merusak keadilan.
Ya Allah, bimbinglah kami untuk melunasi janji kepada sesama manusia, agar kami menjadi hamba yang jujur dalam perkataan, adil dalam perbuatan, dan setia dalam menjalin silaturahmi. Jadikanlah kami penutup aib saudara kami, penolong bagi yang membutuhkan, dan perekat persaudaraan di antara umat-Mu. Hindarkanlah kami dari sifat ingkar janji yang merusak kepercayaan dan mencabik harmoni kehidupan.
Ya Allah, tolonglah kami menepati janji kepada diri sendiri, menjaga nadzar kami dalam kebaikan, dan jauhkanlah kami dari niat yang bertentangan dengan syariat-Mu. Berikanlah kami kekuatan untuk istiqamah, kesabaran dalam menempuh jalan-Mu, dan keikhlasan dalam setiap langkah perbaikan diri.
Ya Allah, limpahkanlah keberkahan di hari yang fitri ini, sucikan hati kami, dan satukan kami dalam naungan rahmat dan ampunan-Mu hingga kami bertemu dengan-Mu dalam keadaan Engkau ridhai.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
