MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Pengajian Ramadan 1446 H bersama Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada Rabu (26/3) di Auditorium Djazman Al Kindi, UMS.
Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar yang didapuk menjadi pembicara menyampaikan tentang urgensi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah resmi menjadi sistem penanggalan di Muhammadiyah sesuai dengan Keputusan Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar.
“Muhammadiyah memandang perlu untuk adanya upaya penyatuan kalender hijriah yang berlaku secara internasional,” ungkapnya.
Pembentukan KHGT, imbuhnya, adalah bagian dari upaya Muhammadiyah untuk pengkhidmatan global sesuai dengan yang disebutkan dalam Risalah Islam Berkemajuan (RIB). Juga berdasar pada Munas Tarjih pada tahun 2024.
Syamsul berharap hitungan waktu secara hijriah harus diterapkan dalam kehidupan berorganisasi di lingkup Persyarikatan Muhammadiyah – seperti penggunaan kalender hijriah di surat-surat yang dikeluarkan oleh Persyarikatan.
Kalender merupakan sistem penandaan hari untuk tujuan tertentu dengan menggunakan simbol tertentu. “Jadi tujuannya dua, sosial dan keagamaan. Berlaku bagi sosial dan keagamaan untuk bisa mengetahui kapan puasa dimulai, idulfitri, dan iduladha,” katanya.
Sementara menurut Syamsul untuk fungsi sosial kalender telah ‘diambil’ oleh kalender hitungan masehi. Dia berharap jika KHGT menjadi mainstreaming dapat mengambil peran sosial dari adanya kalender hitungan hijriah.
Dalam Islam sendiri, selain ada kalender hijriah yang dimulai hitungannya dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah, juga ada non hijriah yang dimulai hitungannya sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW.
“Kalender non hijriah ini digunakan oleh Muammar Khadafi, tahun 1 dihitung sejak Nabi Muhammad wafat,” katanya.
Rektor UMS, Sofyan Anif menyampaikan acara ini merupakan acara tahunan dengan menghadirkan PP Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah untuk mendengarkan nasihat atau tausiyah dari PP Muhammadiyah.
Terkait dengan kondisi UMS, saat ini menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) dengan peminat terbanyak, jumlah pendaftar sebanyak 10.220. Sofyan berharap jumlah pendaftar ini linier dengan jumlah mahasiswa yang daftar ulang.
Dia menyambut hangat atas terselenggaranya acara ini, terlebih dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni, Kiai Saad Ibrahim, Syamsul Anwar, dan dr. Agus Taufiqurrahman, serta PH PWM Jateng.