MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANGIL – “Allah mengingatkan kita, Allah menegur kita, adakah kalian mengira kalian akan masuk surga padahal Allah belum menyaksikan kalian berjihad, kalian konsisten, kalian bersabar menerima seluruh konsekuensi jihad tersebut.”
Hal tersebut ditekankan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Saad Ibrahim saat menyampaikan khutbah Salat Idulfitri yang digelar di Lapangan Stadion Pogar, Bangil, Kabupaten Pasuruan pada Senin (31/3).
Penekanan terkait jihad ini begitu penting disampaikan pasalnya jihad memiliki makna penting dalam sebuah ibadah.
“Ketika kita konsisten dalam berjihad, merasakan seluruh akibat-akibat dari jihad tersebut maka berlakulah sunatullah. Setelah itu, Allah berikan kemenangan, Allah berikan pertolongan,” ujar Saad.
Selanjutnya dalam mencontohkan salah satu bentuk jihad, Saad mengajak para jamaah untuk melihat peristiwa kebelakang yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW yaitu pada saat perang badar.
“Perang badar adalah perang yang sangat strategis, menentukan masa depan Islam, maka saat itu nabi sampai memohon kepada Allah ‘Ya Allah kalau sampai kami kalah dalam perang Badar ini maka tidak akan ada lagi di bumi ini orang yang beribadah kepadamu, orang yang menyebutmu.’ Maka Allah kemudian kabulkan doa itu dan kaum muslimin memperoleh kemenangan pada perang tersebut,” jelasnya.
Peristiwa besar antara 300 an pasukan muslim melawan 1000 pasukan kafir tersebut dimaknai sebagai salah satu bentuk dakwah dan perluasan agama Islam. Maka dari itulah perang Badar merupakan salah satu peristiwa besar yang begitu strategis dan menentukan masa depan dari agama Islam.
Selanjutnya berkaca pada kisah tersebut, hal tersebut dapat dicerminkan dalam konteks terkini dimana tugas kita sebagai warga Negara Indonesia sangat penting untuk bersama-sama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyejahterakan bangsa.
“Yang pertama adalah jihad untuk mencerdaskan bangsa ini, kemudian yang kedua jihad untuk menyejahterakan bangsa ini melalui pemerintah maupun berbagai organisasi-organisasi strategis. Maka inilah jihad untuk konteks kita pada saat ini,” ucap Saad.
Lalu dalam poin penting selanjutnya, Saad juga tidak lupa mengingatkan kita semua untuk terus berjihad dalam mengendalikan nafsu diri.
Saad meyakini hal tersebut merupakan sebuah bentuk jihad yang tidak kalah penting untuk terus dilakukan.
“Tentu masih ada juga jihad untuk mengendalikan diri kita, kalau di puasa mengendalikan nafsu terkait dengan hal-hal yang rendah,” jelasnya.
“Allah katakan jangan kalian makan harta diantara kalian dengan cara yang batil. Intinya hak kita konsumsi, yang kita makan harus halal dan dibenarkan oleh Allah. Inilah yang merupan Jihad yang juga sangat mendesak dan secara logis,” imbuhnya.
Dalam perjuangan jihad dalam menjaga negara tercinta dan juga menjaga dari nafsu diri, Saad memberikan pesan bahwa Indonesia ini merupakan sebuah potongan tanah surga yang di turunkan di bumi ini dan harus dijaga secara bersama.
“Indonesia adalah satu potong dari potongan tanah di surga dan di turunkan di bumi ini. Namun kemudian ketika kita mengelolanya pada nyatanya belum bisa maksimal,”ujarnya.
“Salah satu yang menjadi sebabnya adalah banyak pihak yang tidak bisa mengendalikan keinginan-keinginannya, nafsu untuk menumpuk harta kekayaan, sehingga kemudian banyak terjadi korupsi yang bertebaran di semua lini. Tentu ini adalah sebuah jihad dan kalau kita gagal maka bangsa ini juga sangat gagal,” pesan Saad. (bhisma)