Puasa merupakan salah satu ibadah yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental, terutama bagi anak-anak yang belum mencapai usia baligh. Islam mengajarkan bahwa latihan puasa bagi anak harus dilakukan secara bertahap agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan ibadah ini tanpa tekanan yang berlebihan.
Proses ini tidak hanya bertujuan membentuk kebiasaan, tetapi juga membangun pemahaman dan kesiapan spiritual yang matang sebelum mereka mencapai usia wajib berpuasa.
Dalam Islam, kewajiban puasa dimulai ketika seseorang telah mencapai baligh, yang tandanya berbeda-beda bagi setiap individu. Bagi anak perempuan, tanda baligh bisa berupa datangnya haid, sedangkan bagi anak laki-laki bisa melalui mimpi basah atau perkembangan akal yang lebih matang.
Usia baligh sendiri tidak bersifat seragam; ada yang mencapainya di usia 13 tahun, 15 tahun, atau lebih. Oleh karena itu, latihan puasa sebelum masa baligh menjadi kesempatan emas untuk membentuk kebiasaan tanpa tekanan kewajiban.
Metode latihan yang dianjurkan dalam Islam tidak menuntut anak untuk langsung berpuasa penuh hingga maghrib. Sebaliknya, pendekatan yang lebih lunak dan bertahap sangat dianjurkan.
Misalnya, seorang anak dapat mulai berpuasa hingga pukul 10 pagi, kemudian bertahap hingga zuhur, lalu asar, hingga akhirnya mampu menyelesaikan puasa hingga maghrib. Orang tua memiliki peran penting dalam memberikan dukungan, seperti memberi apresiasi atas usaha anak, misalnya dengan mengatakan, “Masya Allah, dulu Ayah dan Bunda belum bisa sepertimu saat seusiamu. Besok kita coba sampai zuhur ya?”
Menurut Ustaz Adi Hidayat, pendekatan ini menciptakan suasana belajar yang positif dan membangun motivasi anak secara alami.
Selain anak-anak, metode latihan ini juga relevan bagi mereka yang baru memeluk Islam. Seorang mualaf yang masuk Islam sebelum Ramadan dapat terlebih dahulu berlatih berpuasa di bulan Rajab dan Sya’ban, sehingga ketika Ramadan tiba, ia telah lebih siap menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan kenyamanan.
Pendekatan Islam yang bertahap ini, kata Ustaz Adi Hidayat, menunjukkan betapa agama ini memberikan kemudahan bagi setiap pemeluknya dalam beribadah, tanpa adanya unsur pemaksaan.
Kesimpulannya, latihan puasa bagi anak-anak sebaiknya dimulai sejak dini dan dilakukan secara bertahap sebelum mereka mencapai usia baligh. Tidak ada batasan usia yang pasti karena setiap anak memiliki kesiapan yang berbeda. Yang terpenting adalah memberikan pengalaman berpuasa yang menyenangkan dan tidak membebani, sehingga mereka dapat menjalaninya dengan kesadaran dan kecintaan terhadap ibadah ini.
Islam tidak hanya menekankan kewajiban, tetapi juga memahami fitrah manusia dalam menjalankan syariat dengan penuh kebijaksanaan.
Referensi:
Ustaz Adi Hidayat, “Usia Ideal untuk Anak – anak Berpuasa – Ustadz Adi Hidayat”, dalam https://www.youtube.com/watch?v=YhNcBt-iPMU, diakses pada Senin, 03 Maret 2025.