MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas mengajak seluruh elemen bangsa untuk saling bergandeng tangan membangun dan mengawal kemajuan bangsa dan negara.
Hal itu disampaikan oleh Busyro pada Jumát (28/3) dalam Diskusi Publik yang diadakan oleh Lembaga Hikmah dan Kajian Publik (LHKP) PP Muhammadiyah secara daring dan berpusat di Gedoeng Meohammadijah, Kota Yogyakarta.
“Pimpinan pusat merasa butuh juga bersama-sama bergandeng tangan dengan teman-teman yang punya tradisi advokatif tetapi dilakukan dengan secara akademik dan profesional, dan kerakyatan,” tutur Busyro.
Dalam diskusi yang menyinggung tentang korupsi pertamina yang merugikan negara ratusan triliun rupiah itu Busyro menyebut, mega korupsi di BUMN ini tidak hanya sekali ini saja tapi juga pernah terjadi di era Orde Baru dengan tokoh Jenderal Ibnu Sutowo.
Busyro memandang, seharusnya pengelola BUMN ini belajar dari kasus terdahulu sehingga pola-pola kejahatan dalam bentuk korupsi tidak terulang kembali. Namun sistem yang belum kokoh ini masih bisa ditembus oleh perilaku bejat pejabat.
“Dari kasus Pertamina dulu mestinya pengelola Pertamina sekarang ini itu sudah saatnya menginsafi secara nurani, dan secara akal waras, akal budi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Busyro mengajak elemen bangsa yang memiliki concern serius untuk membangun kemajuan bangsa supaya bergandeng tangan bersama-sama mencegah dan melawan korupsi dengan cara bermartabat dan profesional, serta kerakyatan.
Dia memandang, terjadinya kasus korupsi baik yang besar maupun yang kecil akan berdampak bagi masyarakat. Masyarakat menjadi elemen bangsa yang paling sering dirugikan, sehingga mereka memerlukan pendampingan untuk diberdayakan.