MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Dalam ceramahnya di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, pada Rabu (05/03/2025), Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, memaparkan manfaat puasa yang luar biasa bagi kesehatan fisik, kecerdasan otak, dan ketahanan mental.
Agus merujuk pada penelitian Yoshinori Ohsumi, ilmuwan Jepang yang meraih Nobel pada 2016 berkat temuannya tentang autofagi. “Autofagi adalah proses alami tubuh untuk menganalisis dan mengganti sel-sel yang sudah aus. Proses ini berjalan optimal saat kita berpuasa lebih dari 12 jam, seperti yang kita lakukan di Indonesia,” jelasnya.
Agus menambahkan bahwa puasa meningkatkan kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi, dan bahkan mengurangi risiko kanker dengan menghambat pertumbuhan sel abnormal.
Tak hanya itu, Agus juga menyoroti manfaat puasa bagi otak. Ia menyebutkan bahwa puasa mengaktifkan brain-derived neurotrophic factor (BDNF), protein yang melindungi otak dari kerusakan. “Logikanya, fungsi otak orang yang berpuasa akan jauh lebih baik,” katanya.
Agus menghubungkan hal ini dengan perintah membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan, yang dapat memperkuat jaringan antar neuron di otak. “Membaca Al-Qur’an bukan hanya ibadah, tetapi juga stimulus yang membangun kecerdasan kognitif,” tambahnya.
Agus memberi contoh para ulama yang tetap hafal Al-Qur’an di usia senja karena kebiasaan membaca dan mengajarkannya.
Selain fisik dan otak, puasa juga mendidik mental, lanjut Agus. Ia mengutip hadis Rasulullah SAW bahwa Allah tidak menerima puasa seseorang yang masih berbohong. “Kejujuran adalah bagian tak terpisahkan dari puasa. Tanpa itu, puasa kita sia-sia,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa orang bertakwa harus mampu menahan amarah, karena marah terbukti meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. “Penelitian di Johns Hopkins School of Medicine menunjukkan pria yang sering marah memiliki risiko stroke tiga kali lebih besar,” ungkapnya.
Agus mengajak jemaah untuk menjalani puasa dengan penuh keikhlasan, bukan untuk pujian manusia. “Puasa harus mendidik fisik, otak, dan mental kita sekaligus. Semoga Ramadan ini membawa kita lebih dekat kepada Allah dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik,” tutupnya.