MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan menerangkan tiga hal penting yang bisa dipotret untuk menjelaskan Muhammadiyah.
Hal itu disampaikannya dalam Baitul Arqam Komunitas yang diselenggarakan oleh MPKSDI PP Muhammadiyah di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (19/2).
“Pertama, Muhammadiyah adalah gerakan Islam. kalo kita lihat Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 4, dijelaskan Muhammadiyah adalah gerakan islam dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah,” tutur Bachtiar
Bachtiar menilai gerakan Muhammadiyah telah beyond (melampaui) sistem keimanan. Muhammadiyah meyakini Islam tidak sebatas pada sistem peribadatan yang mengatur ritual ibadah, yang mengatur kepatuhan. Muhammadiyah mengajarkan kepada kita Islam yang sebenar-benarnya adalah islam yg menggerakan. islam yang tidak selesai dengan dirinya.
“Orang-orang Muhammadiyah tidak hanya orang yang taat kepada Allah, tetapi lihat orang susah diam, ketika lihat orang tidak bisa sekolah diam saja, ketika orang tertimpa musibah tutup mata. Islam wasatiyah itu bisa menggabungkan Islam secara ritual, secara sosial, kepada lingkungan juga harus soleh. Kalo sudah seperti itu maka akan menjadi islam yang kompatibel dengan zaman,” jelasnya.
Begitupun sebaliknya, terlalu baik pada masyarakat, tapi lupa pada Allah juga tidak baik. Terlalu baik pada tetangga, tapi lupa beribadah kepada Allah juga tidak baik. Jadi, keduanya harus berjalan beriringan.
Kedua, Islam yang diyakini Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam, Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Menurutnya, dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar-nya Muhammadiyah ibarat dua sayap burung. Burung bisa terbang jika kedua sayapnya mengepak. Begitupun dengan Islam bisa terbang kalo sayap Amar Ma’ruf Nahi Munkar bisa berjalan dua-duanya. Jadi, keduanya merupakan hal penting, tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
“Muhammadiyah dakwahnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan sistem yang terbaik,” imbuh Bachtiar.
Terakhir, Bachtiar menerangkan bahwa Muhammadiyah juga merupakan gerakan tajdid atau gerakan pembaharuan. “Yang membedakan Muhammadiyah dengan yang lain adalah gerakan tajdid. dengan pemahaman bayani burhani dan irfani,” katanya. (adit)