MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustaz Fathurrahman Kamal, menyampaikan pesan penting bagi generasi Z agar senantiasa optimis dan berpikir positif dalam menghadapi dinamika zaman.
Ustaz Fathur menegaskan bahwa ruang dan waktu adalah anugerah Ilahi yang harus disyukuri, bukan dicela, meskipun berbagai label kerap disematkan padanya, seperti era disrupsi yang sering dianggap penuh tantangan dan ketidakpastian.
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Fathur mengingatkan bahwa mencela waktu adalah sikap yang tidak dibenarkan dalam Islam. Ia mengutip hadis Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Muslim, “Jangan kalian mencela waktu, karena sesungguhnya Allah yang Maha Kuasa mengatur waktu.”
Hadis ini mengajarkan bahwa perubahan zaman adalah bagian dari ketetapan Allah, dan manusia seharusnya beradaptasi serta mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi.
Pesan ini disampaikan dalam forum audiensi bersama para siswa kelas akhir Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Tabligh Institute, Kamis (30/01). Tradisi audiensi ini merupakan agenda rutin yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berdialog langsung dengan pimpinan Persyarikatan, mendiskusikan ideologi Muhammadiyah, serta membahas tantangan dan arah gerakan ke depan.
Ustaz Fathur menyambut baik gagasan dan pandangan yang disampaikan oleh para siswa. Ia mengapresiasi cara berpikir mereka yang visioner dan berkemajuan dalam merancang roadmap kehidupan untuk dua dekade mendatang. Para siswa menyampaikan ide-ide tentang bagaimana mereka dapat berkhidmat bagi Islam, umat, bangsa, dan negara melalui Muhammadiyah.
“Gembira dan bahagia sharing bersama anak-anak zaman now yang visioner dan berkemajuan dalam merangkai makna serta implementasi nilai-nilai moral dan kejuangan Muhammadiyah yang mereka dapatkan di Madrasah Muallimin,” tulisnya sebagaimana termaktub dalam akun instagram miliknya @fathurrahmankamalofficial.
Ustaz Fathur juga menekankan bahwa setiap perubahan zaman pasti membawa tantangan, tetapi dengan sikap positif dan optimisme, generasi muda dapat menjadi aktor utama dalam menciptakan peradaban yang lebih baik.
“Semoga Allah mudahkan,” pungkasnya, menutup pertemuan dengan doa dan harapan besar bagi generasi penerus Muhammadiyah.