MUHAMMADIYAH.OR.ID, KLATEN – Babak baru pengembangan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Gedung PUTM pada Kamis (27/2) di Komplek Masjid Nurul Fajri Manisrenggo, Jl. Raya Manisrenggo, Prambanan, Klaten.
Hadir menyaksikan peletakan batu pertama yakni Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais, Busyro Muqoddas dan Syamsul Anwar, Bendahara PP Muhammadiyah Marpuji Ali, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah.
Selain itu juga hadir Ketua Baznas RI, Noor Achmad, serta Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal, jajaran civitas akademika PUTM, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah-’Aisyiyah Klaten, Bantul, Sleman, PWM DIY dan Jateng.
Haedar Nashir menyebut baik pembangunan gedung ini, yang telah dirancang sejak lama. Ucapan terima kasih juga disampaikan Haedar kepada semua pihak yang terlibat pembangunan, terlebih kepada Baznas RI yang berkomitmen ambil bagian dalam sejarah PUTM ini.
“Ini ikhtiar kami untuk memperbesar Amal Usaha. Dan PUTM ini telah kita proses sejak lama, bukan tidak prioritas. Karena pembangunan itu harus penuh kesabaran, dan perlu luas dan luwes,” katanya.
Saat ini dana pembangunan gedung PUTM telah terkumpul dana Rp. 14 miliar. Haedar meyakinkan bahwa pembangunan yang sudah direncanakan ini akan direalisasikan dan selesai. Oleh karena itu dia meminta supaya ada usaha serius bersama untuk menyelesaikan pembangunan.
Membangun Berdasar Prinsip Semangat Kemandirian
Sejak awal spirit Muhammadiyah ini bisa membesar dan meluas itu dari kemandirian, dan ZIS. Spirit ini telah diletakkan dasarnya oleh pendiri Muhammadiyah yaitu Kiai Ahmad Dahlan. “Kuncinya pada kekuatan dari dalam, istilahnya itu inner dynamic. Jika kita mengazzam sesuatu itu harus kita lakukan dengan benar-benar,” katanya.
Di sisi lain, sesuai dengan Kepribadian Muhammadiyah, Haedar mendorong supaya memiliki sikap terbuka untuk berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk pemerintah. Sinergi dengan pemerintah di berbagai AUM menjadi satu kesatuan membangun bangsa dan negara.
Sementara itu, Mudhir PUTM, Dahwan Muchrodji menyampaikan saat PUTM menempati gedung milik Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah di Kaliurang, Sleman. Dengan 364 peserta didik, dan akan terus meningkat maka gedung PUTM mendesak untuk dibangun.
“Salah satu faktornya adalah terbatasnya fasilitas belajar mengajar, termasuk juga tempat untuk belajar,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pada periode tahun akademik 2025 ini terdapat ratusan calon peserta didik yang berminat untuk melanjutkan pendidikan khusus di PUTM. Akan tetapi karena keterbatasan tempat, maka hanya akan ada puluhan calon peserta didik yang diterima. Oleh karena itu, diharapkan gedung PUTM ini akan rampung sebelum Muktamar ke-49 Muhammadiyah tahun 2027 di Medan.
“Semoga dan kami betul-betul berharap, gedung PUTM ini akan bisa diresmikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sebelum Muktamar ke-49,” katanya.
Ketua PP Muhammadiyah, Dahlan Rais yang ditunjuk sebagai ketua panitia pembangunan menuturkan, pembangunan gedung PUTM ini ikhtiar Muhammadiyah untuk mencetak ulama dengan keilmuan khusus. Sebab kurikulumnya disusun secara khusus sesuai wawasan Islam Berkemajuan.
“Tapi ini unik, mulainya (pembangunan) tidak ditandai dengan peletakan batu pertama, tapi dengan pengurusan lokasi,” ungkapnya.
Sebagai informasi, gedung PUTM yang dirancang untuk dibangun ini nanti akan berada di atas lahan seluas 4.000 meter persegi, setinggi empat lantai yang akan dilengkapi dengan ruang kelas yang representatif, serta kamar untuk residen peserta didik PUTM.
Pembangunan gedung baru PUTM ini, kata Dahlan Rais, merupakan hasil kolaborasi dari berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PUTM) dan urun tangan dari jajaran PP Muhammadiyah. Selain itu juga sinergi dengan berbagai stakeholder dari luar Persyarikatan Muhammadiyah, termasuk Baznas RI.