MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah menggugah kesadaran bangsa tentang pentingnya kedaulatan pangan melalui Sinau Bareng Kiai Kanjeng di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa malam (25/2).
Acara ini diselenggarakan secara kolaboratif antara Lembaga Hikmah dan Kajian Publik (LHKP), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah dan juga UMY yang dipilih sebagai tuan rumah diselenggarakannya acara.
Dalam suasana santai dan penuh kehangatan, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas menyampaikan Muhammadiyah sejak 112 tahun yang lalu telah memiliki kepribadian dan ideologi yaitu selalu memihak pada kaum-kaum yang dilemahkan oleh siapapun.
“PP Muhammadiyah sejak 112 tahun lalu telah memiliki ideologi yang memihak pada kelompok yatim piatu, fakir miskin, dan juga kaum-kaum yang dilemahkan. Kyai Ahmad Dahlan langsung pada saat itu mempelajari Al Ma’un tidak hanya secara tekstual dan narasi tapi langsung menyantuni yatim piatu dan fakir miskin di sekitar daerah Kauman Yogyakarta dan kemudian berkembang pesat secara pelan-pelan,” jelasnya.
Sesi diskusi ini diadakan sebagai pengingat dan bentuk kecintaan masyarakat terhadap tanah air Indonesia. Cita-cita bangsa ini telah diwariskan oleh para pendirinya dan tertulis jelas di konstitusi dimana semua rakyatnya harus bisa makan, tanah dan air nya digunakan untuk kebermanfaatan bersama.
Jika hal tersebut melenceng dari apa yang telah dicita-citakan secara bersama, maka masyarakat berhak melawan. Sektor ketahanan pangan harus stabil, bisa di akses, dan berkualitas. Artinya, untuk menghidupi ratusan juta masyarakat Indonesia dan memberikan kebermanfaatan sesuai dengan teologi Al Maun dan juga cita-cita bangsa ini sangatlah tidak mudah.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Achmad Nurmandi menyampaikan, acara kolaborasi ini sangat penting dimana sektor ketahanan pangan dalam pengembangannya akan berkaitan dengan berbagai macam sektor-sektor krusial lainnya.
“Acara ini begitu penting bagi kita semua karena food security itu berkaitan dengan politik, ideologi negara, tata kelola pangan, perdagangan dimana banyak interest politik yang ada di dalamnya. mudah mudahan acara ini menjadi pencerahan untuk kita semua,” ujar Nurmandi.
Sesi diskusi yang bertemakan “Daulat Pangan Untuk Kemanusiaan” tersebut turut dihadiri oleh Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, Ketua LHKP PP MUhammadiyah Ridho Al-Hamdi, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat M. Nurul Yamin, Ketua MHH PP Muhammadiyah Trisno Raharjo, Dewan Pakar MPM PP Muhammadiyah Syafi’i Latuconsina, Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari, para personil kiai kanjeng dan seorang perwakilan nelayan bernama Kholid Miqdar yang turut berdiskusi di acara tersebut. (bhisma)