MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan sebut gerakan dakwah Muhammadiyah boleh berubah, tetapi keberpihakannya terhadap kemanusiaan harus tetap sama.
Hal itu disampaikannya dalam Baitul Arqam & Training of Trainer Fungsionaris Ormawa 2025 yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Agenda ini bertema “Merajut Sinergi Fungsionaris Ormawa Menuju Mahasiswa Muhammadiyah Berkemajuan yang Mencerahkan Peradaban” yang berlangsung dari Rabu-Kamis (19-20/2).
Menurut Bachtiar, Muhammadiyah kini, dulu, dan nanti tidaklah sama. Muhammadiyah boleh berubah, spiritnya, etosnya, komitmennya harus bertahan. ia menekankan agar jangan takut dengan perubahan karena jika tidak ada perubahan maka tidak ada inovasi, tidak ada pembaharuan.
“Saya tahu tidak semua mahasiswa UMS berasal dari keluarga muhammadiyah, tidak semua mahasiswa UMS paham tentang Muhammadiyah. Tapi, prinsip Muhammadiyah adalah menerjemahkan (teladan) kanjeng Nabi Muhammadiyah untuk memberi berkah, memberi selamat, memberi manfaat, untuk semua tanpa memperhatikan latar belakang sosial, kultural profesional dan apapun daripada orang yg mendapat manfaat dari Muhammadiyah. Sehingga muhammadiyah bisa betul-betul rahmatan lil alamin,” kata Bachtiar dalam sesi materi di Rumah wahana Cipta Sinastria (WCS), Karanganyar, Jawa Tengah pada Rabu (19/2).
Ia melanjutkan, Muhammadiyah memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang pendidikan terkhusus Perguruan Tinggi untuk anak-anak bangsa.
“Saya tidak bisa membayangkan Indonesia tanpa Muhammadiyah. karena kalau kita lihat Perguruan Tinggi yang dibuat pemerintah dan Muhammadiyah, lebih banyak Muhammadiyah,” imbuhnya.
Mengutip KH. Ahmad Dahlan, Bachtiar menyampaikan sejatinya Muhammadiyah didirikan tidak hanya untuk memperbanyak sekolah apalagi rumah sakit, rumah yatim dsb. tetapi apa yang muhammadiyah lakukan untuk dakwah islam. “Disamping itu, untuk membentuk masyarakat dan komunitas menjadi masyarakat yang utama, yang makmur, sehingga bisa mendapat limpahan berkah dari Allah.”
Kebermanfaatan yang dilakukan oleh Muhammadiyah ialah dalam rangka menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam.
Bachtiar juga berpesan agar para mahasiswa tidak langsung terkecoh dengan informasi yang membanjiri media sosial. Menurutnya, perbanyak membaca buku adalah alat penangkal, meningkatkan kemampuan literasi adalah cara memfilter informasi berupa hoax di media sosial. “Ketika anda rajin baca, literasi bagus kalo makan dikunyah-kunyah dulu. Kalo menerima informasi jangan langsung ditelan mentah-mentah.”
Terakhir, Ia berpesan kepada mahasiswa peserta Baitul Arqam & Training of Trainer mulai mengimplementasikan ilmunya dan pengalamannya kepada masyarakat untuk memenuhi aspek praksis dari Mahasiswa. (Adit)