MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN – Menjelang Bulan Suci Ramadan, para mubalig Muhammadiyah diingatkan untuk terus meningkatkan wawasan dan keterampilan dakwah agar materi ceramah tetap segar dan tidak membosankan.
Pesan ini disampaikan oleh Ketua Bidang I Tabligh Global dan Kerja Sama Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fahmi Salim, dalam Kajian Rutin PDM Lamongan di Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA), pada Kamis (1/2).
Menurutnya, Islam adalah agama dakwah yang mewajibkan setiap pemeluknya untuk menyampaikan ajaran Islam sesuai kemampuannya. Kewajiban ini lebih ditekankan kepada para mubalig Muhammadiyah agar dakwah semakin berkembang dan bermanfaat bagi umat.
Dalam ceramahnya, Fahmi Salim menegaskan bahwa Islam bukan agama yang eksklusif seperti Yahudi, tetapi agama yang harus disampaikan ke seluruh umat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Ma’idah ayat 67, yang menegaskan pentingnya menyebarkan cahaya Islam.
Ia juga mengajak para mubalig untuk terus belajar dan memperdalam ilmu agama. Di lingkungan Muhammadiyah, salah satu cara meningkatkan keilmuan adalah melalui majelis taklim, yang menjadi sarana penting dalam pembelajaran Islam.
Pentingnya Literasi Bagi Mubalig
“Islam ini agama ilmu, maka seorang dai harus selalu meng-upgrade wawasan keilmuannya. Bacaan harus diperbanyak, literasi diperkuat, sehingga materi dakwah tetap segar dan variatif,” ujar Fahmi Salim.
Ia mengingatkan bahwa mubalig yang kurang membaca cenderung mengulang-ulang materi ceramah yang sama. Akibatnya, jamaah merasa bosan karena mendengar pembahasan yang tidak berkembang.
Kultum Ramadan Jangan Itu-Itu Saja. Menjelang Ramadan, Fahmi Salim menyoroti fenomena mubalig yang menyampaikan materi kultum yang sama dari tahun ke tahun.
“Kalau bulan Ramadan, kultum subuh, ceramah tarawih, atau tausiyah menjelang berbuka, jangan sampai hanya berputar di kutiba lagi, kutiba lagi dari hari pertama sampai hari ke-30,” ungkapnya.
Oleh karena itu, mubalig Muhammadiyah perlu memperluas wawasan agar materi yang disampaikan lebih kaya dan variatif.
Dengan materi yang lebih menarik dan berbobot, ceramah akan lebih berkesan dan mudah diterima oleh jamaah. Dakwah yang segar juga akan menjaga antusiasme umat dalam menjalankan ibadah selama bulan suci.
Sebagai penutup, Fahmi Salim mengajak para mubalig untuk tidak hanya mengandalkan pengalaman, tetapi juga terus belajar agar dakwah yang disampaikan semakin berkualitas dan memberikan manfaat besar bagi umat.