MUHAMMADIYAH. OR. ID, YOGYAKARTA-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengajak untuk menjadikan bulan suci Ramadan sebagai bulan untuk memperkuat silaturahmi, ibadah, sedekah, dan tadarus Al-Qur’an.
“Dengan semangat ini, kita bisa membangun peradaban yang lebih baik dan berakhlakul karimah,” ujar Abdul Mu’ti dalam Pengajian Tarhib Ramadan yang digelar di Masjid Walidah Dahlan, Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, pada Selasa (25/2).
Dengan mengusung tema “Memperkokoh Kebijakan Publik dalam Bermasyarakat dan Bernegara”, acara ini menjadi momen refleksi bagi para guru, akademisi, serta tokoh-tokoh Muhammadiyah dan ’Aisyiyah dalam memperkuat nilai-nilai kebajikan publik serta persiapan memasuki bulan suci Ramadan. Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari SMA dan SMK Muhammadiyah se-DIY
Ramadan sebagai Sarana Pendidikan dan Ketakwaan
Dalam ceramahnya, Mu’ti menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman Al-Qur’an dan kualitas ibadah selama Ramadan. Ia mengajak umat Islam untuk memperluas wawasan keagamaan agar tidak terpaku pada bacaan yang sama dalam ceramah maupun saat menjadi imam sholat.
“Saya ingin mengingatkan bapak dan ibu sekalian untuk memperluas bacaan ayat Al-Qur’an, agar tidak hanya mengulang ayat yang sama saat menjadi imam atau menyampaikan ceramah,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keberhasilan puasa tidak hanya diukur dari ibadah semata, tetapi juga dari bagaimana seseorang menjaga akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
“Orang bertakwa bukan hanya mereka yang beribadah, tetapi juga yang mampu menahan amarah dan memiliki akhlak yang baik,” jelasnya.
Sementara Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, dalam sambutannya menegaskan bahwa guru memiliki peran sentral dalam membangun kebajikan publik.
“Bapak dan ibu guru adalah pejuang terdepan dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan di masyarakat. Kebajikan yang ada dalam individu harus dikolektifkan agar dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat dan bangsa,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bertanggung jawab mengawal dakwah agar kebajikan yang ada dalam diri individu bisa berkembang menjadi gerakan sosial yang lebih luas.
“Kita tidak boleh hanya mengeluh, tetapi harus berusaha agar kebajikan ini bisa kita teladankan dan sebarkan kepada masyarakat,” tambahnya.
Warsiti, Rektor Unisa Yogyakarta, menekankan bahwa Tarhib Ramadan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga kesempatan bagi guru dan siswa sekolah Muhammadiyah se-DIY untuk lebih mengenal Unisa Jogja.
“Tarhib Ramadan ini kita harapkan dapat menjadi sarana untuk mempersiapkan diri memasuki bulan Ramadan 1446H. Kita jadikan Ramadan ini sebagai momentum penuh makna, waktu yang tepat untuk terus memperbaharui komitmen spiritual, meningkatkan kualitas diri, serta memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dan tentu dengan sesama manusia,” ujarnya.
Ia berharap Ramadan dapat menjadi titik awal untuk perubahan yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam peran sosial masing-masing.
“Dengan semangat yang terbangun dalam Tarhib Ramadan ini, Muhammadiyah dan Aisyiyah menegaskan kembali komitmennya untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan, memperkuat peran pendidikan, serta mendorong transformasi sosial yang lebih luas dalam membangun masyarakat yang lebih beradab dan maju,” pungkasnya. (Ain)