MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Bulan suci Ramadan sebentar lagi datang, masjid-masjid Muhammadiyah diminta bersiap menyambut Ramadan dengan semarak dengan tetap memperhatikan rambu-rambu organisasi.
Ajakan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Isngadi Marwah Atmadja dalam keterangan tertulis pada Jum’at (7/2) di Yogyakarta.
Menurut Isngadi, untuk menyemarakkan Ramadan perlu dibentuk kepanitiaan, agar agenda-agenda yang direncanakan bisa berjalan dengan baik dan menggembirakan, dengan acara-acara yang segar dan tidak membosankan.
“Agar jemaah tidak bosan karena penceramahnya hanya itu-itu saja, panitia ramadhan di masjid Muhammadiyah kadang sesekali menghadirkan atau mengundang penceramah dari luar,” katanya.
Namun demikian, Isngadi menekankan supaya ketika mengundang penceramah atau imam dari luar tetap mempertimbangkan rambu-rambu, salah satunya supaya penceramah yang diundang tidak berbeda manhaj dan menyelisihi manhaj Muhammadiyah.
“Salah satu rambu yang paling penting adalah memastikan Imam maupun penceramah yang akan mengisi di Masjid/Musala Muhammadiyah tidak bermanhaj atau berpaham agama yang menyelisihi paham agama Muhammadiyah,” katanya.
“Jangan sampai ada imam dan penceramah yang membid’ahkan cara shalat tarawih dengan pola 4-4-3. Menolak hisab dalam penentuan awal bulan, membid’ahkan duduk tawarruk di tahiyat shalat subuh, dan lain sebagainya,” sambung Isngadi.
Oleh karena itu, jelang ramadhan tahun ini, Takmir, PRM, dan PCM harus lebih jeli dalam mengundang dan memilih Imam serta penceramah. Kisah adanya masjid-masjid Muhammadiyah yang diambil alih oleh kelompok lain, harus kita dijadikan pelajaran yang tidak boleh terulang.