MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG – Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengadakan kuliah umum bertema Kampus Berbasis Riset pada Kamis (6/2).
Acara ini menghadirkan Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Ahmad Najib Burhani, yang menekankan pentingnya penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di perguruan tinggi.
Dalam pemaparannya, Najib menjelaskan bahwa kampus berbasis riset harus memiliki ekosistem yang mendukung inovasi, sains, dan teknologi. Ia juga menyoroti konsep dasar penelitian, sumber daya yang dibutuhkan, serta tantangan yang harus dihadapi dalam proses riset akademik.
Najib menegaskan bahwa penelitian tidak hanya menghasilkan publikasi ilmiah tetapi juga harus mampu memberikan solusi nyata bagi masyarakat. Oleh karena itu, ia menyoroti konsep scientific production dan scientific solution, di mana hasil riset menjadi dasar bagi inovasi baru dan pengembangan ilmu pengetahuan.
”Bagaimana hasil riset dapat digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan dan menjadi dasar bagi temuan-temuan baru,” ujarnya.
Dalam membangun budaya riset di perguruan tinggi, Najib memperkenalkan konsep scientific temper, scientific culture, dan research culture. Ia menekankan bahwa riset yang baik harus memenuhi standar akademik, dapat divalidasi, serta memiliki manfaat luas di tingkat nasional maupun internasional.
Najib juga menekankan pentingnya kolaborasi akademisi dengan komunitas global untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan di Indonesia diakui secara internasional. Hal ini penting agar universitas di Indonesia dapat bersaing di tingkat global dan meningkatkan daya saing akademiknya.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengembangan sains dan teknologi di Indonesia, Kemdiktisaintek memiliki peran strategis dalam mendorong riset dan inovasi di perguruan tinggi. Organisasi ini berfokus pada peningkatan kualitas penelitian, hilirisasi teknologi, serta percepatan transformasi sosial-ekonomi yang berkelanjutan.