MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG – Umat Islam dan bangsa Indonesia jika ingin maju serta memiliki daya saing global, maka ekonomi harus diperkuat. Pergeseran geopolitik dari Barat ke Timur dewasa ini juga disebabkan adanya kekuatan ekonomi di dunia Timur.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Ekonomi Muhammadiyah yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Haedar mendedahkan, sejarah membuktikan ekonomi sebagai faktor utama dalam membangun peradaban. Ekonomi menjadi penyebab terbesar adanya pergeseran peta politik global dari Barat ke Timur.
“Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong berhasil menguasai perekonomian global. Pergeseran geopolitik ekonomi dari Barat ke Timur terjadi karena kekuatan ekonomi mereka,” ujar Haedar pada (26/2).
Dalam amanatnya, Haedar mengajak seluruh elemen Muhammadiyah untuk mengambil langkah progresif dalam membangun ekonomi. Menurutnya, perubahan cara pandang yang lebih luas dan mendalam sangat diperlukan, terutama sebagai gerakan Islam yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan dalam mengembangkan perekonomian.
Ia menekankan bahwa umat Islam harus memiliki pandangan positif dalam menjalani kehidupan. “Segala sesuatu yang bersifat negatif harus dihilangkan dan digantikan dengan hal-hal yang lebih membangun,” katanya. Islam, menurutnya, mengajarkan manusia untuk bersikap produktif, inovatif, dan berdaya saing,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia juga mengingatkan pentingnya untuk menjadi pribadi yang produktif. Banyak hadits yang mengajarkan umat Islam untuk tidak bermalas-malasan dan menjadi pribadi yang kuat. “Kesehatan dan waktu luang adalah dua hal yang sering kali disia-siakan, padahal keduanya merupakan modal utama dalam mencapai kesuksesan,” paparnya.
Dalam membangun ekonomi, Haedar mengingatkan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. “Tugas utama kita adalah memakmurkan bumi dengan membangun peradaban yang lebih baik dan tidak merusaknya,” katanya. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus terus mengembangkan strategi ekonomi yang lebih konstruktif dan progresif.
Haedar menilai, peran berbagai majelis di Muhammadiyah sangat penting dalam mendukung kemajuan ekonomi. Selain Majelis Ekonomi yang berfokus pada bisnis dan UMKM, ia juga menekankan pentingnya keterlibatan Majelis Tarjih dan Tabligh agar selaras dalam mengembangkan ekonomi berbasis nilai-nilai Islam.
Ia juga menyoroti peran mubaligh dalam membentuk pandangan keagamaan yang mendukung penguatan ekonomi. “Khutbah dan pengajian harus mampu menghadirkan pemahaman Islam yang relevan dengan perkembangan zaman, termasuk dalam aspek ekonomi,” ujarnya.
Rakornas Bidang Ekonomi Muhammadiyah ini diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah strategis dalam mendorong kemandirian ekonomi Muhammadiyah serta umat Islam secara lebih luas. Dengan pendekatan yang progresif dan berbasis nilai Islam, Muhammadiyah diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih maju dan berkelanjutan. (ain)