MUHAMMADIYAH.OR.ID, SAMARINDA – Dinamika demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan pluralisme yang terjadi di Indonesia menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir memerlukan pengawalan semua pihak.
Pengawalan untuk dinamika demokrasi, HAM, dan pluralisme di Indonesia juga harus dilakukan oleh ormas keagamaan, baik itu Muhammadiyah dan lainnya yang berdiri bahkan sebelum Negara Republik Indonesia hadir.
“Kehidupan kebangsaan dan kenegaraan itu tidak akan lepas dari tiga nilai utama, Pancasila, Agama yang hidup di negeri ini, dan Kebudayaan,” kata Haedar di hadapan awak media pada (22/2) di Samarinda, Kalimantan Timur.
Dinamika yang Haedar sebutkan tersebut terasa begitu kuat pasca adanya reformasi. Oleh karena itu, ormas keagamaan termasuk Muhammadiyah di dalamnya dan yang lainnya diminta untuk mengawal dinamika yang terjadi.
Selain itu, Haedar juga berpesan supaya senantiasa menjaga persatuan di tubuh bangsa Indonesia yang begitu beragam. Keragaman yang dimiliki Indonesia tak hanya suku, ras, dan golongan.
Kedatangan Haedar Nashir di Samarinda selain untuk menyampaikan tausiyah Hari Bermuhammadiyah, juga membuka Musyawarah Wilayah (Musywil) Hizbul Wathan (HW), dan meresmikan beberapa gedung sekolah serta masjid milik Muhammadiyah, diantaranya Peresmian Gedung SD Muhammadiyah 2 Samarinda,
Gedung SD Muhammadiyah 4 Terpadu Samarinda, Gedung Sekolahg SD Muhammadiyah 5 Samarinda,Gedung K.H Mas Mansoer SMA UMBS Samarinda,
dan Masjid HJ. Noojenah Pondok Pesantren Istiqomah Muhammadiyah Samarinda.