MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengukuhkan tiga guru besar, yang menarik dari pengukuhan yang diselenggarakan pada (25/2) ini adalah ketiga guru besar tersebut adalah perempuan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengapresiasi ketiga perempuan yang dikukuhkan menjadi guru besar itu. Sebab selain dosen di UMY, ketiganya juga aktivis ‘Aisyiyah.
Ketiga guru besar yang dikukuhkan merupakan dosen UMY sekaligus aktivis ‘Aisyiyah yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, yakni Prof. Arliana Dewi, Prof. Ika Nurul Qamari, dan Prof. Titin Purwaningsih.
Dalam pidatonya, Haedar juga menyoroti peran perempuan dalam sejarah perjuangan Muhammadiyah dan Indonesia. Ia mengingatkan bahwa ‘Aisyiyah sejak awal berdirinya telah menjadi motor penggerak perubahan sosial dan pendidikan, terutama bagi perempuan.
“Belajarlah dari para pendiri Aisyiyah yang tidak hanya menjadi ilmuwan perempuan, tetapi juga pejuang dan penggerak kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, mereka menjadi tokoh-tokoh penting yang berkontribusi dalam pembangunan negeri ini,” ujarnya.
Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah sudah melampaui isu-isu kesetaraan gender yang masih banyak diperdebatkan di tempat lain. Dalam Islam Berkemajuan, perempuan dan laki-laki memiliki peran yang setara dalam memberikan kemaslahatan bagi masyarakat.
“Perspektif Islam yang berkemajuan bukan hanya soal kesetaraan gender, tetapi bagaimana laki-laki dan perempuan sama-sama memberikan manfaat bagi banyak orang. Manusia terbaik adalah mereka yang bisa memberikan kemaslahatan bagi sesama,” tuturnya.
Sebagai pesan penutup, Haedar berpesan agar ketiga guru besar yang baru dikukuhkan dapat terus menjadi pelopor dalam dunia akademik dan perjuangan sosial.
“Saya bangga dan berharap kepada ketiga guru besar kita ini, jadilah pejuang-pejuang untuk memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Ilmu ini akan semakin mahal harganya untuk mencerahkan masa depan,” pungkasnya.
Dengan bertambahnya guru besar dari kalangan perempuan, diharapkan dunia akademik Muhammadiyah semakin maju dan inklusif, serta terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. (ain)